New York (ANTARA News/AFP) - Harga minyak turun tajam pada Rabu waktu setempat (Kamis pagi WIB), karena pasar cemas atas meningkatnya gejolak ekonomi di Eropa yang mengakibatkan "ketegangan" mata uang Euro.

Selain itu, Kepala Dana Moneter Internasional (IMF), Christine Lagarde, di China memperingatkan potensi "spiral penurunan" dalam ekonomi global.

Meningkatnya kesulitan ekonomi juga dipicu kekhawatiran tentang menguatnya ketegangan di Iran atas program nuklirnya, dan statistik stok mingguan Amerika Serikat (AS) yang baru menunjukkan penarikan lebih besar dari yang diperkirakan dari gudang minyak mentah.

Kontrak utama New York, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) atau light sweet untuk pengiriman Desember, meluncur 1,06 dolar AS dari penutupan Selasa menjadi 95,74 dolar AS per barel.

Minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Desember kehilangan 2,69 dolar AS menjadi berakhir pada 112,31 dolar AS, namun memangkas kerugian sebelumnya setelah laporan mingguan energi AS.

"Harga minyak mulai mundur kembali karena situasi di Italia pergi dari buruk menjadi lebih buruk," kata Phil Flynn dari PFG Best.

Ia meimpali, "Kemarin, kekhawatiran Iran membantu mendorong pasar minyak lebih tinggi, tetapi hari ini adalah kekhawatiran perlambatan ekonomi dan takut tertular. Mungkin karena pasar tidak yakin bahwa pemboman Iran tidak akan terjadi dalam waktu dekat."

Gejolak politik yang sedang berlangsung di Yunani dan Italia mengirimkan euro jatuh serta saham Eropa dan AS dengan itu, karena kekhawatiran terbesar tentang stabilitas Italia setelah imbal hasil utang negara naik ke tingkat yang tidak berkelanjutan di atas 7,0 persen.

Kekhawatiran dari Selasa, atas laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang menambahkan bukti baru keyakinan bahwa Iran sedang berusaha membuat senjata atom tampak terusir, meskipun Presiden Israel memicu spekulasi serangan pencegahan pada fasilitas nuklir Teheran.

Sementara itu, kebakaran pipa di Nigeria selatan menyebabkan pengurangan produksi Shell di negeri itu, perusahaan minyak mengatakan Rabu.

"Beberapa produksi telah ditutup. Sebuah kunjungan investigasi bersama yang direncanakan besok (Kamis) akan menentukan penyebab dan dampak kebakaran." kata perusahaan patungan Nigeria Shell dalam sebuah pernyataannya.

Sedangkan, Lagarde di China mengatakan, Asia tidak kebal terhadap masalah yang saat ini sedang menyapu zona euro, saat ia memulai kunjungan dua hari ke China yang kemungkinan untuk fokus pada krisis utang mendalam di Eropa.

"Jika kita tidak bertindak bersama-sama, maka perekonomian di seluruh dunia menjalankan risiko spiral penurunan dari ketidakpastian dan ketidakstabilan keuangan," katanya dalam International Finance Forum di Beijing.
(Uu.A026)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011