Surabaya (ANTARA) - Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) mengusulkan kepada pemerintah untuk membeli gula petani sebesar Rp12/500 per kg, karena saat ini permasalahan biaya pupuk dan tenaga kerja semakin mahal.

Ketua Dewan Pembina APTRI Arum Sabil dalam siaran pers diterima di Surabaya, Jumat, mengatakan dalam kurun waktu enam tahun terakhir harga gula petani nyaris di bawah biaya produksi, karena permasalahan biaya pupuk dan tenaga kerja yang semakin mahal.

"Maka dari itu, kami meminta agar pemerintah membeli gula petani dengan harga Rp12.500/kg atau membeli tebu petani 80.000/kuintal atau harga eceran tertinggi (HET) minimal Rp15.000," kata dia kepada wartawan.

Permintaan atau usulan itu telah disampaikan ketika dirinya bertemu dengan para pemangku kepentingan dari PT Perkebunan Nusantara (PTPN) Badan Usaha Milik Negara (BUMN), PT Sinergi Gula Nusantara atau SugarCo.

Baca juga: PTPN X bentuk klaster pabrik gula jelang giling 2022

Dalam kesempatan itu, Arum mengakui bahwa kebijakan harga pokok penjualan (HPP) petani yang baru ini ditetapkan sebesar Rp11.500 dianggap kurang menguntungkan bagi petani tebu.

"Pemerintah memberikan izin impor satu juta ton pada tahun ini, tapi harga di tingkat petani ditekan pada harga Rp11.500. Maka, terjadi ketimpangan harga bagi petani tebu," katanya.

Direktur Produksi dan Pengembangan Perkebunan Nusantara, Mahmudi, dan Direktur PT Perkebunan Nusantara XI, R. Tulus Panduwidjaja, serta CEO PT Sinergi Gula Nusantara atau SugarCo, Aris Toharisman, sebagai para pemangku kepentingan mendukung apa yang menjadi keinginan para petani tebu.

Para pemangku kepentingan dari PT Perkebunan Nusantara (PTPN) Badan Usaha Milik Negara (BUMN), PT Sinergi Gula Nusantara atau SugarCo juga mendukung permintaan dari para petani tebu kepada pemerintah agar harga gula petani dengan harga Rp12.500/kg atau membeli tebu petani 80.000/kwintal atau HET minimal Rp15.000.

Baca juga: Stok gula pasir di Yogyakarta cukup harga di pasar Rp18.000 per kg
Baca juga: RMI Blitar operasi pasar gula pasir
Baca juga: APTRI: Stok gula impor harus dihabiskan sebelum musim giling

Pewarta: A Malik Ibrahim
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2022