di produksi drama televisi, penulis naskahlah yang memiliki andil besar
Apakah Anda seorang penulis naskah yang menulis selama berjam-jam, atau memiliki jeda dalam proses tersebut?
 
Produser, penulis naskah dan aktor Amerika Serikat Joe Peracchio. (ANTARA/Netflix)


Saya adalah penulis yang sudah mencoba menulis dengan berbagai cara. Impian saya adalah menulis di pagi hari selama 3-4 jam penuh, seperti layaknya Stephen King yang mengatakan dia menulis setiap pagi selama 4 jam.

Ya, hal itu terdengar sangat mungkin untuk dilakukan. Namun, tidak selalu berfungsi buat saya karena banyak alasan.

Ketika saya menulis di pagi hari, saya merasa sangat optimis untuk bisa menulis dengan bagus. Beberapa karya terbaik saya terlahir dari proses tersebut.

Namun, ada saatnya ketika tim produksi menginginkan kami sebagai penulis untuk menulis ulang naskah dalam tenggat waktu 3 hari, dan saat itu lah saya berubah menjadi penulis yang bisa menulis selama 14 jam penuh, dan semua tubuhku sakit.

Saya juga suka menulis di tempat umum untuk mencari stimulus, melihat momen-momen di sekitar saya.


Anda merupakan mentor utama di Netflix Writing Master Class, apa yang ingin Anda berikan kepada para penulis muda Indonesia melalui pelatihan ini?

Kami banyak mendiskusikan soal penulisan drama televisi -- memberikan mereka wawasan tentang bagaimana membentuk sebuah musim yang bagus untuk sebuah serial televisi; membentuk satu episode yang baik dari sebuah serial; lalu bagaimana membuat peradeganan yang baik di sebuah episode; dan menuangkannya di atas kertas.

Jadi, ini bukan ke mengajar, karena untuk mendapatkan gambaran lebih mendalam, kita harus benar-benar belajar di sekolah film. Namun, di pelatihan ini adalah lebih ke mengenal struktur naskah. Serta membagikan pengalaman dan edukasi saya di sekolah film maupun industri.

Banyak pengisi materi di kelas ini yang merupakan penulis yang sudah membuat banyak film hingga festival. Yang saya coba lakukan di sini adalah memberikan relasi antara penulisan film dan drama televisi.

Misalnya dengan membahas film dari ragam genre termasuk "Star Wars", "The Godfather", "The Dark Knight", hingga "Casablanca" -- bahwa sejumlah struktur dalam film bisa diambil untuk pembuatan serial televisi.

Ada pula pembahasan dan diskusi tentang serial televisi seperti "Breaking Bad", "Ethos" dari Turki, "Squid Game" dari Korea Selatan, "Daredevil", "Stranger Things", dan "Ozark".

Saya di sini juga memberikan keberanian bagi para peserta untuk menulis materi yang terasa spesial bagi mereka -- bahwa hal itu lah yang nantinya akan menggaet audiens.

Selain itu, mengajarkan seni tidak seperti menjelaskan hal-hal konkret seperti pengetahuan lain. Ada faktor pendukung seperti bakat, hati, dan ketulusan dalam berkarya yang bisa membuat sebuah karya menjadi spesial.

Saya juga meyakinkan mereka bahwa ide mereka bisa diselesaikan ke bentuk naskah dan proyek serial. Membantu mereka untuk menemukan cara-cara dalam mewujudkannya, memberikan gambaran akan struktur kreatif yang bisa mereka beri warna tersendiri.


Baca juga: Netflix Writing Master Class asah kemampuan penulis Indonesia

Baca juga: Kata penulis naskah soal "Kingdom: Ashin of the North"

Baca juga: Falcon Pictures cari penulis naskah lewat "Star Script Hunt"

Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2022