Jika Jerman bergabung dengan embargo energi terhadap Rusia, maka perekonomiannya dapat melemah secara signifikan,
Jakarta (ANTARA) - Jika Jerman bergabung dengan embargo energi terhadap Rusia, maka perekonomiannya dapat melemah secara signifikan, demikian diungkapkan sebuah laporan bulanan yang dipublikasikan oleh bank sentral Jerman Deutsche Bundesbank pada Jumat (22/4).

Dalam skenario krisis yang intensif, Produk Domestik Bruto (PDB) riil Jerman akan turun di bawah dua persen pada tahun berjalan dibandingkan dengan 2021, menurut laporan itu, yang menganalisis kemungkinan konsekuensi ekonomi makro dari eskalasi konflik Rusia-Ukraina.

Dalam hal ini, PDB riil Jerman, dalam jangka pendek, dapat lebih rendah hingga lima persen dari yang diproyeksikan oleh Bank Sentral Eropa (European Central Bank/ECB) pada Maret, papar laporan tersebut.
 
Foto yang diabadikan pada 18 Maret 2022 ini menunjukkan sejumlah kendaraan melintas di sebuah jalan di Frankfurt, Jerman. (Xinhua/Armando Babani)


Inflasi juga akan "sekali lagi melonjak secara signifikan," sebut laporan itu. Tingkat inflasi di Jerman bisa menjadi 1,5 poin persentase lebih tinggi pada 2022 dan dua poin persentase lebih tinggi pada 2023 dari perkiraan ECB.

Menurut bank tersebut, alasan utamanya adalah "kenaikan signifikan harga energi jika terjadi eskalasi lebih lanjut." Kendati demikian, semua hasil itu "penuh dengan ketidakpastian" karena sifat konflik yang kompleks.

Tingkat inflasi Jerman naik menjadi 7,3 persen pada Maret, mencapai level tertinggi dalam 40 tahun, menurut Kantor Statistik Federal Jerman (Destatis). Harga energi rumah tangga dan bahan bakar kendaraan bermotor melonjak 39,5 persen secara tahunan (year on year).
 
Sejumlah kendaraan terlihat di sebuah stasiun pengisian bahan bakar umum di Berlin, ibu kota Jerman, pada 11 Maret 2022. (Xinhua/Shan Yuqi)

 

Pewarta: Xinhua
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2022