Medan (ANTARA News) - Real Estat Indonesia Sumatera Utara (REI Sumut) berharap perbankan segera menurunkan bunga kredit pemilikan rumah (KPR) karena Bank Indonesia kembali lagi menurunkan BI rate menjadi tinggal 6 persen dari 6,5 persen sebelumnya.

"Suku bunga KPR (kredit kepemilikan rumah) yang semakin murah akan membuat pengembang semakin leluasa untuk membangun rumah, khususnya rumah sejahtera yang diprogramkan pemerintah," kata Ketua REI Sumut, Tomi Wistan, di Medan, Sabtu.

Bunga KPR yang lebih murah juga akan sangat membantu warga bisa membeli rumah.

"Terus terang, perbankan hingga saat ini belum juga menurunkan bunga KPR, meski BI sudah dua kali menurunkan BI rate sehingga dewasa ini tinggal 6 persen," katanya,

Harusnya perbankan bisa segera juga menyesesuaikan suku bunga KPR itu dengan besaran BI rate.

Dewasa ini, kata dia, bunga KPR yang paling murah masih sebesar 7,5 persen dan itu pun untuk masa kredit dua tahun.

"Mudah-mudahan perbankan segera menurunkan bunga KPR karena tahun depan REI menargetkan bisa membangun rumah sejahtera cukup banyak atau naik hingga 100 persen dari realisasi tahun-tahun sebelumnya," katanya.

Dirut Utama PT Asia Bisnis Centre itu, mengatakan pada 2012 target pembangunan rumah sejahtera di Sumut sebanyak 100.000 unit dari realisasi tahun-tahun sebelumnya yang hanya sekitar 5.000 an unit.

Pada 2009-2010, misalnya, realisasi pembangunan rumah sederhana di Sumut hanya 10.371 unit.

Pembangunan perumahan itu diharapkan tercapai karena kebutuhan rumah di Sumut masih cukup besar atau sedikitnya 160.000 unit menyusul terus bertambahnya jumlah penduduk di daerah itu.

"Untuk mencapai target itu, REI Sumut butuh dukungan seluruh pemangku kepentingan seperti pemerintah daerah dimana rumah itu akan dibangun dan perbankan lewat kemudahan mendapatkan kredit dan berbunga murah," kata Tomi yang menjadi kandidat kuat calon Ketua REI Sumut di Musyawarah Daerah (Musda) REI Sumut ke-9 yang digelar di Medan, 14 November 2011.

Pengamat ekonomi Sumut, Jhon Tafbu Ritonga, menyebutkan perbankan memang seharusnya segera menyesesuaikan suku bunga kredit dan lainnya mengikuti BI rate.

"BI harusnya memantau itu dan mengingatkan perbankan untuk dengan cepat menyesesuaikan bunga kreditnya dengan BI rate," katanya.

Dia mengakui, selama ini, nasabah selalu dalam posisi yang dirugikan karena perbankan bisa dengan cepat menaikkan bunga kredit kalau BI rate naik dan sebaliknya lamban untuk menurunkan.

"Bunga kredit perbankan Indonesia harusnya memang diturunkan karena berbagai negara asing juga sudah melakukan kebijakan itu menyikapi terjadinya krisis ekonomi di Amerika Serikat dan Uni Eropa," katanya.  (E016/A027)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011