Manado (ANTARA News) - Hujan deras selama sekitar dua setengah pada Selasa menyebabkan Kota Manado, Sulawesi Utara (Sulut) kembali dilanda banjir. Kepala Bagian Humas Pemerintah Propinsi Sulut, B Mononutu kepada ANTARA di Manado menyebutkan bahwa banjir antara lain terjadi di kawasan Paal Dua Manado, Ketang Baru, Kampung Ternate, Sario Kota Baru, dan Tikala. Rumah-rumah penduduk tergenang oleh meluapkan Sungai Tondano dan Sungai Sario, kata Mononutu sambil menambahkan bahwa juga terjadi tanah longsor di beberapa titik jalan Paal Dua Manado. Di jalan-jalan, air menggenang antara lain di Jalan Bethesda, Boulevard, dan Jalan Lumimuut Tikala yang tergenang setinggi lutut sehingga menghambat lalu lintas. Pemerintah meminta agar masyarakat tetap waspada, terutama bagi yang tinggal di sekitar daerah aliran sungai atau di lokasi rawan longsor, mengingat masih tingginya curah hujan. Sementara itu, Kepala Stasiun Klimatologi Manado, Amat Subekti mengatakan, curah hujan di Kota Manado dan sekitarnya di bulan Februari 2006 sudah mencapai 840 milimeter (mm) atau tiga kali lipat diatas normal hanya sekitar 350 hingga 400 mm per bulan. "Curah hujan tinggi diperkirakan masih akan terjadi dalam dua hari ke depan, menyusul tebalnya awan diatas Kota Manado, "kata Amat. Sedangkan masyarakat tinggal di pegunungan kota tersebut diminta waspada karena curah hujan tinggi bisa menyebabkan keadaan tanah menjadi sensitif dan kemungkinan longsor bisa terjadi kapan saja. Seperti diketahui akibat banjir dan tanah longsor terjadi di Kota Manado, Kota Tomohon, Kabupaten Minahasa dan Kabupaten Minahasa Selatan, dalam sepekan terakhir ini telah menimbulkan korban 11 orang meninggal dunia dan empat orang dinyatakan hilang serta sejumlah warga cedera. Ke-11 korban meninggal tersebut tertimbun tanah longsor delapan orang, sedangkan terseret arus air sungai tiga orang, sementara kerugian materi hingga kini diperkirakan mencapai Rp100 miliar. (*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006