"Pada akhirnya, tujuan utamanya adalah untuk menghentikan pertempuran dan memiliki cara untuk memperbaiki situasi warga di Ukraina, mengurangi ancaman yang mereka hadapi, serta memberikan bantuan kemanusiaan kepada mereka," kata seorang juru bicara P
PBB (ANTARA) - Sekretaris Jenderal (Sekjen) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres terus mendesak penghentian permusuhan di Ukraina meski seorang utusan Rusia di PBB mengatakan bahwa gencatan senjata bukanlah pilihan yang tepat saat ini, kata seorang juru bicara PBB.

"Kami terus menyerukan gencatan senjata atau semacam jeda. Hal ini telah disampaikan sekjen, seperti yang Anda tahu, pada pekan lalu. Namun jelas, (jeda) itu tidak terjadi pada waktu Paskah (Ortodoks)," kata Farhan Haq, wakil juru bicara Guterres.

"Saya tidak ingin memberikan terlalu banyak detail pada tahap ini tentang proposal apa yang akan dia (Guterres) ajukan. Saya pikir kita telah sampai pada momen yang cukup sulit. Penting baginya untuk bisa berbicara secara jelas dengan pemimpin dari kedua sisi dan lihat kemajuan apa yang bisa kami capai," katanya dalam jumpa pers harian.

"Pada akhirnya, tujuan utamanya adalah untuk menghentikan pertempuran dan memiliki cara untuk memperbaiki situasi warga di Ukraina, mengurangi ancaman yang mereka hadapi, serta memberikan bantuan kemanusiaan kepada mereka. Jadi, itulah tujuan yang sedang kami upayakan, dan ada cara-cara tertentu yang akan kami coba demi mewujudkannya," katanya.

Guterres sedang dalam perjalanan ke Moskow dari Turki. Dia akan mengadakan rapat kerja dan makan siang dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov pada Selasa (26/4), dan akan diterima oleh Presiden Vladimir Putin. Setelah itu, Guterres akan melakukan perjalanan ke Ukraina dan melakukan pertemuan kerja dengan Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba, dan akan diterima oleh Presiden Volodymyr Zelensky pada Kamis (28/4).
 
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres berbicara kepada pers di markas besar PBB di New York pada 19 April 2022. (Xinhua/Xie 


Sebelum perjalanannya ke Moskow dan Kiev, Guterres singgah di Turki. Di sana, dia melakukan pertemuan dengan Presiden Recep Tayyip Erdogan terkait isu Ukraina.

Haq mengatakan sang sekjen melakukan perjalanan tersebut karena menurutnya saat ini ada peluang.

"Banyak diplomasi adalah tentang waktu, tentang mencari tahu kapan waktu yang tepat untuk berbicara dengan seseorang, untuk bepergian ke suatu tempat, untuk melakukan hal-hal tertentu. Dan dia pergi dengan antisipasi bahwa ada peluang nyata saat ini, dan kita akan lihat apa yang bisa kita hasilkan dari itu," katanya.

Meski demikian, Dmitry Polyanskiy, perwakilan tetap pertama Rusia untuk PBB, pada Senin (25/4) mengatakan bahwa sekarang bukan waktu yang tepat untuk gencatan senjata.

"Kami tidak berpikir bahwa gencatan senjata adalah pilihan yang baik saat ini. Satu-satunya keuntungan yang akan diberikan adalah bahwa gencatan senjata akan memberi pasukan Ukraina kemungkinan untuk menyusun kekuatan kembali dan melancarkan lebih banyak provokasi seperti yang terjadi di Bucha," katanya kepada wartawan.

"Bukan saya yang memutuskan, tetapi saya tidak melihat adanya alasan apa pun dalam hal ini sekarang." 
 

Pewarta: Xinhua
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2022