"Kami berharap lembaga ini memainkan peran penting dalam memperkuat kerja sama di bidang pendidikan dan penelitian bersama sehingga bisa membuka ruang lingkup yang lebih luas kerja sama masa Indonesia-China pada masa-masa mendatang," kata Atase Pendidikan dan Kebudayaan pada Kedutaan Besar RI di Beijing, Yaya Sutarya, Selasa.
Ia menilai sangat tepat jika Fujian menjadikan Indonesia sebagai mitra karena Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang diberkahi hasil perikanan dan kelautan yang melimpah.
"Di pihak yang sama, Fujian juga dikenal sebagai provinsi penghasil makanan laut sehingga Indonesia dan Fujian akan menjadi mitra yang sempurna dalam memperkuat industri kelautan," ujarnya.
Yaya menjelaskan bahwa Indonesia dan China telah mengembangkan Program Lumbung Ikan Nasional Indonesia yang berlokasi di Provinsi Papua, Provinsi Papua Barat, dan Provinsi Maluku.
Program tersebut menghasilkan Rp3,7 triliun setiap tahun dari daerah-daerah pengembangan perikanan tersebut.
Secara geografis Provinsi Fujian yang berada di wilayah selatan daratan China relatif lebih dekat ke kawasan Asia Tenggara, termasuk Indonesia.
Atas alasan geografis itu pula, banyak warga Tionghoa keturunan di Indonesia yang nenek moyangnya berasal dari Provinsi Fujian selain juga Provinsi Guangdong yang sama-sama berada di selatan.
Hubungan dagang antara Indonesia dan Fujian dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Pada Januari-Februari 2022, nilai dagang kedua belah pihak telah mencapai angka 2,46 miliar dolar AS atau naik 47,91 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2021.
Baca juga: Komunitas Nanshan, jejak Indonesia di Fujian China
Baca juga: Fujian fasilitasi pembicaraan impor perikanan dari RI
Baca juga: Dubes RI-Wagub Fujian bicarakan kelanjutan kerja sama industri
Pewarta: M. Irfan Ilmie
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2022
