Nusa Dua, Bali (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa mengatakan bahwa Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) berkomitmen untuk selalu menyelesaikan masalah secara langsung dan konkret.

Dalam keterangan tertulisnya seusai memimpin Pertemuan Para Menlu ASEAN (AMM) di sela-sela rangkaian Pertemuan Puncak ke-19 ASEAN di Nusa Dua, Bali, Selasa, Marty mengatakan bahwa ASEAN kini berbeda dengan ASEAN masa lalu.

"Sekarang kita berbuat dengan konkret, berhadapan dengan masalah dan menyelesaikannya secara langsung. Pada kasus perbatasan Thailand - Kamboja dan perubahan dramatik di Myanmar misalnya, kita berbicara secara langsung untuk mencari jalan keluar yang memadai," katanya.

Dalam AMM, para Menlu ASEAN membahas sejumlah isu antara lain membahas tindak-lanjut hasil-hasil AMM ke-44 di Bali, 19 Juli 2011 dan Pertemuan Informal Menteri Luar Negeri di New York, 24 September 2011.

Pembahasan termasuk hal-hal tentang pembentukan Institut Perdamaian dan Rekonsiliasi (AIPR), aksesi Brazil terhadap Traktat Persahabatan dan Kerja sama, dan implementasi Deklarasi Tata Perilaku Pihak-Pihak di Laut China Selatan.

Terkait dengan pembentukan AIPR, para Menteri Luar Negeri sepakat untuk menyampaikan rekomendasi kepada para Pemimpin ASEAN dalam KTT ke-19 ASEAN guna mendapat arahan lebih lanjut. AIPR sendiri diharapkan dapat diresmikan pada tahun 2012.

Para Menteri juga membahas topik-topik mengenai Pengembangan Komunitas ASEAN, Implementasi Piagam ASEAN, dan rencana pemberlakuan Visa Bersama ASEAN untuk warga negara non-ASEAN. Para Menteri sepakat mengenai perlunya melakukan kajian dan menyampaikan rekomendasi mengenai suatu peta jalan mengenai rencana pemberlakuan visa bersama ASEAN.

Dalam kesempatan tersebut, para Menteri juga akan saling bertukar pandangan mengenai berbagai isu kawasan dan internasional yang menjadi perhatian bersama, diantaranya mengenai Semenanjung Korea dan Timur Tengah.

Selama keketuaannya di ASEAN, Indonesia mengusung tiga prioritas utama yang ingin dicapai sepanjang 2011, yaitu kemajuan signifikan dalam upaya mewujudkan Masyarakat ASEAN 2015, memperkuat kohesi ASEAN untuk mewujudkan arsitektur kawasan Asia Timur yang lebih luas dan memastikan kesepakatan-kesepakatan kawasan dapat berkontribusi pada kesepakatan global.

KTT ke-19 ASEAN dan rangkaiannya digelar di kawasan wisata populer Nusa Dua, Bali, dan dijadwalkan hadir 16 pemimpin negara Forum Asia Timur (EAS) yaitu 10 pemimpin negara ASEAN dan enam mitra wicara ASEAN. Perdana Menteri Selandia Baru John Key dan Presiden Rusia Dmitry Medvedev absen dari EAS untuk mempersiapkan pemilihan umum di negerinya.

Ke-10 pemimpin negara ASEAN adalah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono selaku Ketua ASEAN, Sultan Brunei Sultan Haji Hassanal Bolkiah, Perdana Menteri Kamboja Hun Sen, Perdana Menteri Vietnam Nguyen Tan Dung, Perdana Menteri Laos Thingsing Thammavong, Perdana Menteri Malaysia Najib Razak, Presiden Myanmar Thein Sein, Presiden Filipina Aquino III, Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Long, dan Perdana Menteri Thailand Yingluck Shinawatra.

Sementara itu enam pemimpin negara mitra wicara ASEAN adalah Perdana Menteri Australia Julia Gillard, Perdana Menteri China Wen Jiabao, Perdana Menteri India Manmohan Singh, Perdana Menteri Jepang Yoshihiko Noda, Presiden Korea Selatan Lee Myung-bak dan Presiden Amerika Serikat Barack Obama.

Amerika Serikat sebagaimana Rusia adalah angggota baru EAS. Selain ke-16 pemimpin negara itu akan hadir juga Sekretaris Jenderal ASEAN Surin Pitsuwan dan Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon. (G003/Z002)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011