Jakarta (ANTARA) - Pengurus Besar Persatuan Senam Indonesia (PB Persani) menyebut kehadiran tim review Peningkatan Prestasi Olahraga Nasional (PPON) Kemenpora bisa menjadi partner baru diskusi terutama dalam pembinaan atlet dan arah kebijakan ke depannya.

"Dengan adanya tim review, kami sangat berterima kasih, sehingga kami pun memiliki partner tambahan untuk diskusi dan berkonsolidasi, terlebih di gymnastic ini butuh atlet-atlet muda. Sehingga lebih klik dengan program DBON, ada regenerasi yang junior dan senior," kata Wakil Ketua Umum PB Persani Dian Arifin dalam keterangan resminya, Rabu.

Menurut dia, potensi senam Indonesia ke depannya memang cukup bagus di sejumlah nomor antara lain artistik dan ritmik. Untuk itu diperlukan edukasi, bimbingan hingga kerjasama dengan pemerintah baik pusat maupun daerah.

"Ke depannya kami akan berusaha lebih keras lagi mempersiapkan diri untuk ajang Olimpiade yang menjadi sasaran utama kita, karena potensi-potensi dan peluang-peluang dari atlet artistik dan ritmik sangat besar, khususnya untuk para atlet muda," kata Dian menambahkan.

Baca juga: Atlet senam Indonesia bersiap menuju SEA Games 2022

Dian Arifin juga mengaku menyambut baik adanya perubahan paradigma pembinaan prestasi olahraga melalui Desain Besar Olahraga Nasional (DBON) dan Undang-Undang Keolahragaan.

Di sisi lain, terbentuknya tim review PPON yang bertugas mereview atlet-atlet apakah berpotensi meraih prestasi atau tidak, berdasarkan data dan track record selama mengikuti ajang olahraga internasional, termasuk dalam atlet di SEA Games 2021 Vietnam.

"Sebenarnya sudah banyak perubahan sistem di Kemenpora, di mana administrasinya pun sudah tertata dengan baik, meskipun ke depannya mungkin diperlukan juga banyak komunikasi serta diskusi antara tim review dengan PB/PP, khususnya Persani," kata Dian Arifin

Pada SEA Games 2021 Vietnam, Persani mengirim empat atlet yakni Rifda Irfanaluthfi melalui nomor artistik, Ameera Rahmajanni, Dwi Samsul Arifin, dan Abiyu Rafi yang akan mengharumkan nama bangsa dan negara Indonesia di edisi ke-31 tersebut.

Baca juga: Menpora gelorakan semangat paradigma baru pada atlet SEA Games

Sementara itu, Menpora Zainudin Amali menjelaskan bahwa saat ini telah terjadi perubahan paradigma olahraga dimana SEA Games dan Asian Games menjadi sasaran antara menuju target utama yakni Olimpiade.

Menurutnya, pada multi event sebelumnya yakni SEA Games dan Asian Games Indonesia bangga mengirim atlet dengan jumlah yang banyak, sementara tidak semuanya berprestasi. Sehingga dengan adanya perubahan paradigma dengan panduan DBON dan UU Keolahragaan, maka atlet-atlet yang dikirim adalah atlet yang berprestasi dengan rekomendasi tim review berdasarkan data-data yang dimilikinya.

“Sekarang ini perubahan paradigma besar-besaran di olahraga kita. Pengiriman atlet benar-benar didasarkan pada catatan-catatan yang objektif. Jadi gak ada karena menterinya suka dan tidak suka. Tapi berdasarkan catatan prestasi yang saya dapatkan dari tim review. Target kita sekarang Olimpiade, SEA Games itu step kita untuk ke Asian Games, dan Asian Games step kita menuju ke Olimpiade,” kata Menpora.

Baca juga: Menpora minta atlet yang terpilih ke SEA Games harus raih medali
Baca juga: Tim review yakin beri rekomendasi yang tepat untuk SEA Games
Baca juga: Menpora: efisiensi atlet SEA Games tak terkait anggaran, tapi prestasi

Pewarta: Bayu Kuncahyo
Editor: Irwan Suhirwandi
Copyright © ANTARA 2022