Dalam sebuah pernyataan menanggapi pengumuman Gazprom, presiden Komisi Eropa menyebut langkah itu sebagai "upaya lain oleh Rusia untuk menggunakan gas sebagai alat pemerasan" dalam konteks konflik Rusia-Ukraina.
Brussel (ANTARA) - Uni Eropa (UE) siap untuk menghadapi penangguhan pengiriman gas Rusia ke negara-negara anggotanya, kata Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen pada Rabu (27/4).

Perusahaan pemasok gas Rusia Gazprom sebelumnya pada Rabu mengumumkan bahwa pihaknya menghentikan sepenuhnya pengiriman gas ke Polandia dan Bulgaria, dengan alasan kedua negara anggota UE tersebut "gagal membayar dalam rubel".

Dalam sebuah pernyataan menanggapi pengumuman Gazprom, von der Leyen menyebut langkah itu sebagai "upaya lain oleh Rusia untuk menggunakan gas sebagai alat pemerasan" dalam konteks konflik Rusia-Ukraina.

Presiden Rusia Vladimir Putin pada 23 Maret lalu meminta agar kontrak gas Rusia saat ini dengan "negara-negara yang tidak bersahabat" harus dibayar dalam mata uang rubel.

"Kami telah berupaya untuk memastikan pengiriman alternatif dan tingkat penyimpanan yang paling memungkinkan di seluruh UE," dan kelompok koordinasi pasokan gas bertemu guna memetakan respons UE yang terkoordinasi, kata von der Leyen.

UE, yang sangat bergantung pada gas dan minyak Rusia, berupaya menemukan pasokan energi alternatif melalui rencana REPowerEU yang diluncurkan pada 8 Maret. Blok tersebut mencapai kesepakatan dengan Amerika Serikat pada 25 Maret bahwa mereka akan membeli tambahan setidaknya 15 miliar meter kubik gas alam cair (liquified natural gas/LNG) untuk 2022, dan 50 miliar meter kubik LNG per tahun sampai setidaknya 2030 mendatang.

UE juga mempercepat transisi hijaunya untuk menghentikan penggunaan bahan bakar fosil dan meningkatkan efisiensi energi.

 

Pewarta: Xinhua
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2022