Jakarta (ANTARA News) - Menperin Fahmi Idris meminta Menkeu Sri Mulyani Indrawati agar meninjau pengenaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) bagi kegiatan industri, khususnya di Batam, guna menekan ekonomi biaya tinggi dan meningkatkan daya saing investasi. "Minggu lalu saya sudah kirim surat kepada Menkeu agar dilakukan peninjauan terhadap PPN ganda bagi kegiatan di Batam dan berbagai hal lagi," ujarnya di Jakarta, Rabu, menanggapi banyaknya investor yang hengkang dari Batam. Menurut dia, salah satu sebab yang menyebabkan investor hengkang dari Batam karena mereka menilai ada beban yang tinggi -- salah satunya akibat PPN ganda -- yang seharusnya tidak mereka rasakan di kawasan berikat seperti Batam. "Pelaku bisnis merasa mestinya di kawasan seperti ini (Batam) meringankan biaya, tapi justru membebankan biaya," kata Fahmi. Dikatakannya, peninjauan PPN itu penting dilakukan untuk meningkatkan daya saing investasi di Indonesia, khususnya Batam, mengingat saat ini persaingan menarik investasi khususnya di antara negara ASEAN sangat ketat. "Kompetisi (menarik investor) luar biasa. Mereka bersaing memberi insentif yang tidak diberikan negara lain, misalnya Kamboja, Laos, Vietnam, dan bahkan pemain lama Thailand juga memberikan insentif," katanya. Fahmi juga mengingatkan China juga sebagai pesaing yang kuat dan sulit dilawan untuk investasi, sehingga perhitungan dan strategi menarik investasi harus jitu. Bila tidak, maka industri yang mudah pindah-pindah (foot lose industry) akan mudah berpindah ke negara atau daerah yang memberi insentif lebih bagus. Terkait mengenai masalah yang dihadapi Batam, ia menilai ketidakpastian hukum di Batam saat ini juga memberi kontribusi banyaknya investor yang keluar. Ia mengatakan segera setelah Kepala Otorita Batam yang baru nanti dipilih Presiden, maka prioritas persoalan yang harus diselesaikan adalah status hukum Batam yang sekarang hanya sebatas peraturan menteri keuangan (PMK) di samping koordinasi dengan lembaga di dalam dan luar negeri. "Kedua adalah mengembalikan fungsi dan peranan Batam sebagai daerah investasi, industri dan ekspor," ujarnya. (*)

Copyright © ANTARA 2006