Kalau semuanya se-Panawuan kurang lebih 10 balon
Garut (ANTARA) - Sejumlah warga memeriahkan Hari Raya Lebaran dengan menggelar tradisi "Ngapungkeun Balon" atau menerbangkan balon berukuran besar di lapangan terbuka Kampung Panawuan, Kelurahan Sukajaya, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Senin.

Salah seorang pemuda perwakilan penyelenggara tradisi "Ngapungkeun Balon" Dwi Azhar Ramdan mengatakan pada momentum ajang silaturahmi di Hari Raya Idul Fitri 1443 Hijriah menerbangkan empat balon dengan diameter sekitar 10 meter dan tinggi sekitar 6 meter.

"Semuanya ada empat titik, jadi tadi ada empat yang sudah terbang," kata Dwi.

Ia menuturkan tradisi yang sudah berjalan 20 tahun itu merupakan wujud kegembiraan masyarakat yang diselenggarakan di sejumlah tempat setelah menunaikan Salat Id.

Baca juga: Mengenal "Ngapungkeun Balon", tradisi Lebaran dari Garut

Baca juga: Petugas sita 7 balon udara siap terbang di Wonosobo

Masyarakat setempat maupun warga luar kota yang mudik ke Garut, kata dia, menyambut antusias kegiatan menerbangkan balon di hari pertama Lebaran itu.

"Antusias warga alhamdulillah ramai kang, menjadi suguhan tontonan juga buat tamu yang datang ke Panawuan," katanya.

Dwi menyampaikan pembuatan balon tersebut dilakukan oleh kalangan pemuda, anak-anak Pimpinan Ranting Ikatan Pelajar Muhammadiyah Panawuan, serta masyarakat umum yang dilakukan secara gotong royong selama beberapa hari sebelum Lebaran.

Dalam kegiatan tahun ini, kata dia, warga Panawuan membuat 10 balon, setiap satu balonnya menghabiskan dana sekitar Rp1 juta yang diterbangkan secara bertahap tergantung kondisi angin di lapangan.

"Kalau semuanya se-Panawuan kurang lebih 10 balon, hari ini baru sebagian yang diterbangkan karena kendala angin," katanya.

Ia menyampaikan tradisi tahunan itu tidak hanya untuk hiburan, melainkan sebagai ajang silaturahmi masyarakat dengan berkumpul bersama saat Hari Raya Idul Fitri.

Balon tersebut, kata dia, dibuat dari kertas minyak yang direkatkan menggunakan lem, kemudian diterbangkan dengan tenaga angin dari tungku api di bawahnya.

"Balon ini diterbangkan, dilepas bebas saja," katanya.

Baca juga: Pemkot Pekalongan larang tradisi menerbangkan balon udara liar

Baca juga: Menhub sebut tradisi terbangkan balon agar sesuai aturan

 

Pewarta: Feri Purnama
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2022