Kairo (ANTARA News) - Ketua Dewan Tertinggi Angkatan Bersenjata (SCAF) yang berkuasa di Mesir, Marsekal Mohamed Hussein Tantawi, pada Selasa malam (Rabu dini hari WIB) menyatakan menerima pengunduran diri kabinet Mesir pimpinan Perdana Menteri Essam Sharaf.

"SCAF menerima pengunduran diri kabinet, namun meminta PM Sharaf dan jajarannya untuk tetap menjalankan tugas-tugasnya hingga terbentuk kabinet baru," kata Tantawi dalam pidato yang disiarkan langsung oleh terlevisi dan radio setempat.

Pidato penguasa Mesir itu dilakukan setelah pertemuan dengan kekuatan politik termasuk Ikhwanul Muslimin di tengah aksi unjuk rasa sejuta demonstran di Bundaran Tahrir, pusat kota Kairo dan sejumlah kota di negeri Piramida itu.

Tantawi menyatakan, pemilihan parlemen tetap akan dilaksanakan sesuai jadwal, yaitu pada 28 November pekan depan dan pemilihan presiden akan dilangsungkan sebelum akhir Juni 2012.

PM Sharaf pada Senin mengajukan pengunduran diri kabinet kepada SCAF akibat desakan dari pemrotes yang melancarkan aksinya sejak Sabtu (19/11).

Aksi protes tersebut menewaskan sedikitnya 35 orang akibat bentrokan antara pengunjuk rasa dan aparat keamanan di Bundaran Tahrir dan sejumlah kota seperti di Iskandariyah, Ismailiah, Suez, Mansourah dan Souhag.

Marsekal Tantawi kembali membantah rumor bahwa tentara berusaha mempertahankan kekuasaan dengan mengulur-ulur waktu pemilihan umum.

"Militer tetap pada sikap semula bahwa tidak akan mempertahankan kekuasaan dan senantiasa akan mematuhi konstitusi untuk menyerahkan kekuasaan kepada sipil sesuai pilihan rakyat," katanya.

SCAF mengambil alih kekuasaan menyusul pengunduran diri Presiden Hosni Mubarak pada 11 Februari lalu.

Tantawi menegaskan bahwa tentara tidak akan berpihak kepada individu atau kelompok tertentu, namun bekerja sesuai amanat konstitusi.

SCAF juga menyatakan penyesalan atas bentrokan antara aparat keamanan dan demonstran yang menelan korban jiwa. (M043/M014)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011