Jakarta (ANTARA News) - Angka kemiskinan diharapkan akan terkikis dengan makin besarnya akses masyarakat ke perbankan, kata Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Muliaman Hadad.

"Semakin bagus akses masyarakat ke perbankan, hipotesa kita, kesejahteraan mereka akan meningkat," katanya di Jakarta, Rabu.

Menurut Muliaman, dengan meningkatnya kesejahteraan masyarakat, maka diharapkan dapat mengurangi angka kemiskinan.

Tetapi untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap perbankan, kata Muliaman, diperlukan edukasi untuk memberikan pemahaman yang cukup kepada masyarakat mengenai hak dan kewajiban sebagai nasabah untuk melakukan transaksi perbankan.

"Kalau akses masyarakat ke perbankan diperbaiki, yaitu salah satunya dengan mengedukasi mereka untuk menabung. Dengan begitu masyarakat akan lebih paham pentingnya menabung, sehingga setelah kesejahteraan mereka meningkat dan mereka ingin mengembangkan usaha, baru bisa diberikan kredit," katanya.

Muliaman menjelaskan bahwa saat ini rasio kredit terhadap produk domestik bruto (PDB) masyarakat Indonesia masih sangat rendah.

"Rasio kredit terhadap GDP masih rendah sehingga peluang kredit untuk tumbuh masih sangat besar. Rasio kredit terhadap GDP Indonesia sekitar 25-30 persen. Bandingkan dengan Malaysia yang cukup tinggi, yakni lebih dari 100 persen," ujarnya.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk miskin di Indonesia pada Maret 2011 mencapai 30,02 juta orang (12,49 persen).

Selama periode Maret 2010-Maret 2011, penduduk miskin di daerah perkotaan tercatat sebanyak 11,05 juta orang, sementara di daerah perdesaan sebanyak 18,97 juta orang.

Menurut Bank Dunia, ada sekitar 50 juta orang Indonesia yang belum terakses ke perbankan dan lembaga keuangan lainnya.
(T.KR-SSB/A023)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011