Jakarta (ANTARA News) - Menteri BUMN Dahlan Iskan memberikan lampu hijau perihal rencana penjualan saham perdana PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) oleh dua sekuritas penjaminnya, yakni PT Danareksa Sekuritas dan PT Bahana Securities.

"Saya serahkan ke direksinya dan saya tinggal menyetujuinya," ujar Dahlan di kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat.

Menurut Dahlan, rencana penjualan saham tersebut merupakan aksi korporasi oleh perusahaan sekuritas tersebut. Saat ini, kedua sekuritas pelat merah itu masih dalam pencarian investor guna menyerap saham yang dimilikinya.

"Mereka [Danareksa dan Bahana] bilang lagi cara investor," katanya.

Deputi Menteri BUMN bidang Usaha Parikesit Suprapto mengakui kedua sekuritas ini akan melakukan penjualan saham perdana Garuda pada akhir tahun ini.

"Mereka bilang ke saya akan menjualnya di akhir tahun," ujar Parikesit.

Cerita ini bermula dari penawaran saham aviasi pelat merah yang tidak diserap oleh pasar sebanyak 3.008.406.725 lembar saham, setara Rp2,256 triliun. Berdasarkan ketentuan pasar modal, para penjamin emisi itu mau tidak mau harus mengambil bagiannya pada saham tersebut.

Sistem "single point" berlaku pada perjanjian penjaminan emisi GIAA, baik PT Danareksa Sekuritas, PT Mandiri Sekuritas, dan PT Bahana Securities. Ini artinya ketiganya harus membeli dengan proporsi yang berimbang yaitu masing-masing Rp752 miliar.

Danareksa dan Bahana terpukul akibat kejadian itu. Terbukti dari laporan semester I hingga kuartal III-2011 tercatat rugi masing-masing Rp59,86 miliar dan Rp290,630 miliar.

Sebaliknya, Mandiri Sekuritas yang juga berperan sebagai penjamin emisi, mencatat penurunan laba bersih sekitar 57,7 persen menjadi Rp27,57 miliar.
(ANT)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2011