"Inflasi tahun ini kita harapkan lebih baik. Ke depan barangkali inflasi single digit sudah di tangan," kata Boediono.
Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah menilai laju inflasi saat ini sudah cukup rendah sehingga cukup kondusif bagi pelaku ekonomi untuk mengembangkan kegiatan usaha. "Berapa besarnya laju inflasi akan tergantung dari bagaimana cara menghitungnya. Kalau dengan cara year on year (yoy) itu akan tetap di atas 10 persen. Tapi itu tidak banyak artinya karena dalam praktek yang dipakai adalah apa yang akan terjadi ke depan. Yang sudah lalu ya sudah lalu," kata Menko Perekonomian Boediono di Gedung Departemen Keuangan Jakarta, Kamis. Boediono mengatakan, cara mengukur laju inflasi secara yoy memang sering dilakukan, tetapi cara tersebut mengandung sejumlah kelemahan, antara lain jika terjadi peningkatan pada satu waktu maka peningkatan tersebut akan terbawa hingga waktu itu tersebut terlewati. "Itu kan indeks harga konsumen (IHK) dari suatu tanggal tahun sebelumnya dibanding tanggal yang sama tahun berikutnya. Misalnya sekarang Februari ya dibandingkan dengan Februari tahun lalu. Untuk Oktober 2006 ya dibanding dengan Oktober 2005," katanya. Menurut dia, kelemahan cara itu adalah adanya kesan terjadi inflasi yang tinggi terus-menerus padahal kejadiannya hanya sekali saja. "Misal pada Oktober 2005 kita punya peningkatan inflasi sekitar 18 persen yoy (yer on year) kan ini akan dibawa sampai Oktober 2006, sedangkan dalam praktek sebetulnya yang penting bagi keputusan pelaku ekonomi adalah inflasi yang diharapkan terjadi," katanya. Ia mengharapkan inflasi pada tahun 2006 ini akan lebih baik (rendah) dibanding dengan tahun lalu. Bahkan laju inflasi single digit sudah ditangan jika tidak ada kegagalan panen atau kondisi tak terduga lainnya. "Inflasi tahun ini kita harapkan lebih baik. Ke depan barangkali inflasi single digit sudah di tangan," tegasnya.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006