Jakarta (ANTARA) -
Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI, Dr. L. Rizka Andalucia, Apt. terpilih sebagai anggota dewan Investor atau Sovereign Investor Board Member of Coalition for Epidemic Preparedness Innovations (CEPI) periode 2022-2025, setelah melalui pemungutan suara yang dilakukan mulai bulan Maret hingga April 2022.
 
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik, Kemenkes, Widyawati dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Ahad, menyampaikan terpilihnya Rizka untuk duduk dalam CEPI Board Member menunjukkan bahwa posisi Indonesia diperhitungkan di dunia Internasional.
 
Indonesia dinilai strategis mewakili negara berkembang (85 persen dari penduduk dunia) dengan potensi pasar yang besar dan memiliki komitmen yang kuat untuk mengembangkan penelitian vaksin.
 
Selain itu, kata dia, Rizka menjadi perwakilan dari kelompok Selatan yang duduk di Board Member periode saat ini dan akan menyuarakan kepentingan Selatan (voice of the South) dalam meningkatkan ketahanan kesehatan dan menjadi bagian untuk menjawab tantangan pandemi global mendatang.

Baca juga: Indonesia berinvestasi 5 juta dollar AS untuk pengembangan vaksin

Baca juga: CEO CEPI: Negara G7 harus segera sumbangkan vaksin COVID mereka
 
"Kementerian Kesehatan memandang pentingnya bekerja sama dengan CEPI, untuk mencapai target dan tujuan dalam pengembangan vaksin," katanya.
 
Ia menambahkan, kerja sama ini juga bertujuan untuk melawan penyakit menular dan mengupayakan akses yang adil terhadap vaksin bagi semua orang.
 
Disampaikan, kerja sama itu disepakati melalui Nota kesepahaman (MoU) yang telah ditandatangani pada tanggal 24 Maret 2022.
 
Untuk mendukung program kerja CEPI, Indonesia memberikan kontribusi sebesar lima juta dolar AS untuk lima tahun dan bergabung dalam Investor Council (IC) bersama dengan 21 negara dan dua filantropi.
 
Dalam pertemuan tahunan anggota CEPI yang dilaksanakan di Bergen, Norwegia, tanggal 25-26 April 2022, Board Members sebagai governing body yang utama memutuskan beberapa hal penting seperti menyetujui dana penelitian, rencana investasi dan strategi penambahan dana (replenishment fund), mobilisasi sumber daya, serta beberapa kebijakan internal CEPI.
 
Rizka yang hadir secara langsung mengatakan bahwa pentingnya regional hub vaksin di negara berkembang seperti Indonesia.
 
"Regional hub vaksin di negara berkembang penting untuk mengatasi kesenjangan akses vaksin dan untuk memenuhi kebutuhan vaksin global," katanya.
 
Pandangan itu mendapatkan apresiasi dari negara investor lainnya dan didukung oleh beberapa negara seperti Mexico, Ethiopia, Jepang dan Korea.
 
"Kami mengharapkan lebih banyak negara berkembang akan mengikuti jejak Indonesia untuk membangun solidaritas dan kerja sama internasional yang sangat penting dalam melawan pandemi, utamanya dalam membangun resiliensi dan menjamin ketersediaan vaksin yang merata di seluruh dunia," ucap Rizka.
 
CEPI adalah koalisi internasional yang terdiri atas pemerintah, akademisi, pemerintah, dan antarfilantropis, lembaga swasta, pemerintah dengan visi menciptakan dunia yang bebas dari ancaman epidemi dan pandemi.*

Baca juga: Inggris luncurkan kelompok pakar siaga atasi pandemi di masa depan
 

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022