Moskow (ANTARA News) - Rusia mendesak "ultimatum-utimatum" terhadap Suriah dihentikan setelah Liga Arab menyetujui sanksi-sanksi dan seruan Washington dan Uni Eropa bagi diakhirinya aksi kekerasan dengan segera.

"Sekarang, yang paling penting adalah menghentikan tindakan yang bertujuan mengultimatum dan berusahalah untuk berdialog politik," kata Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov sehari setelah Amerika Serikat dan Uni Eropa mengeluarkan satu pernyataan bersama di Washington agar "pemerintah Suriah menghentikan segera aksi kekerasan."

Lavrov menambahkan pengalaman negatif dari serangan udara NATO di Libya membuat Moskow tidak mungkin mendukung embargo senjata kepada Suriah.

Dia menilai  usul embargo senjata terhadap Suriah sebagai sama sekali tidak adil.

Rusia mendukung embargo senjata terhadap Muamar Gaddafi dan abstein dalam resolusi Dewan Keamanan PBB yang membuka jalan bagi serangan militer terhadap pemerintahnya.

Moskow berbalik mengecam keras dan marah setelah mengetahui ada pengiriman senjata untuk pasukan oposisi Libya.

Lavrov menyalahkan laporan penyelidik PBB yang menuduh pemerintah Presiden Bashar al-Assad melakukan kejahatan terhadap kemanusiaa, termasuk menyisksa anak-anak.

Diplomat penting Rusia itu menyatakan kedua pihak bertanggung jawab atas aksi kekerasan dan menuduh oposisi yang bersenjata memprovokasi kekacauan. "Orang-orang bersenjata memperlakukan warga sipil dengan sangat keras," kata Lavrov.(*)

H-RN/B002

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2011