London (ANTARA) - Serangan drone (pesawat nirawak) dengan dua proyektil menghantam kota leluhur Presiden Bashar al-Assad pada Jumat (23/6) waktu setempat hingga menewaskan satu orang dan melukai sejumlah lainnya, kantor berita Suriah Sana melaporkan.

Peristiwa itu terjadi sehari setelah Sana melaporkan serangan drone di Salhab, kota kekuasaan pemerintah lainnya di barat laut Suriah dekat wilayah pemberontak, yang menyebabkan seorang perempuan dan anak tewas.

Serangan di Qardaha dan Salhab, yang berjarak sekitar 35 kilo meter, berlangsung di tengah baku tembak antara pasukan pemerintah Suriah dan pemberontak di sejumlah garis depan di wilayah barat laut.

Qardaha berlokasi sekitar 10 kilometer dari pangkalan udara Rusia, Hmeimim. Menurut oposisi Suriah, baru-baru ini pesawat tempur Rusia menargetkan daerah-daerah yang dikuasai pemberontak.

Pasukan pemerintah Suriah memperkuat pertahanannya di sejumlah daerah garis depan, kata sumber kedua belah pihak.

Perang besar-besaran di Suriah sebagian besar sudah berhenti.

Mayoritas daerah-daerah garis depan stabil dalam beberapa tahun belakangan setelah pemerintahan Assad kembali menguasai sebagian besar wilayah berkat bantuan dari sekutunya-sekutunya --Rusia dan Iran.

Namun, kelompok pemberontak yang menentang Assad masih menguasai kantong wilayah yang berpusat di Provinsi Idlib di barat daya, yang dekat dengan Qardaha dan Salhab, dengan didukung Turki.

Pertempuran antara mereka dan pasukan pemerintah Suriah juga terjadi di daerah tersebut.


Sumber: Reuters

Baca juga: Pemerintah Suriah lucuti satu "drone" di Quneitra

Baca juga: Turki tembak jatuh "drone" asing di perbatasan Suriah


 

Serangan Israel lukai dua warga sipil di desa pesisir Suriah

Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2023