... Indonesia juga mengenal hal ini, namanya musyawarah. Intinya adalah arus dan intensitas komunikasi guna menciptakan kepercayaan antara pekerja, perusahaan, dan komunitas...
Jakarta (ANTARA News) - Adab dan aktivitas berbisnis dalam masa globalisasi menuntut perusahaan mancanegara untuk juga mengembalikan keuntungannya demi kebaikan masyarakat dan lingkungan sebagai timbal balik, melalui Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL), atau akrab dikenal dengan Corporate Social Responsibility

"Seperti kami memerlukan mereka dan mereka memerlukan kami. Kita tidak bisa hidup sendirian," kata Manajer Umum Unilever Indonesia Peduli, Sinta Kaniawati.

Selain itu, PKBL juga sesuai dengan tradisi Asia yang mengedepankan harmoni dalam komunitas, kebersamaan, dan keuntungan bersama. "Dalam tradisi Jepang dikenal sanpo yoshi, satu filosofi bagi pedagang pada masa Edo.

Tiga pilar dijunjung bersama, yaitu komunitas, konsumer, dan perusahaan. Mereka saling berkaitan," kata anggota Delegasi Jepang pada Komite Organisasi Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD), Rumi Ariyoshi.

Mereka berdua menjadi pembicara satu seminar yang digagas OECD, ILO, dan Jaring Bisnis Indonesia. Tema besar seminar di Jakarta pada Rabu itu tentang PKBL, ditinjau dari berbagai sisi. "PKBL itu bukan sekedar ungkapan saja, hanya dilakukan saat keuangan sedang cerah ataupun berlaku cuma pada perusahaan besar," kata Rumi.

Bisnis dalam arti luas bagi banyak perusahaan mancanegara juga berarti harus memberi perhatian serius pada pelestarian lingkungan. Slogan yang mengacu pada keselarasan bisnis, masyarakat, dan lingkungan sudah menjadi bagian dari aktivitas bisnis itu sendiri. Pun, dana bagi PKBL ini semakin besar porsinya dari tahun ke tahun.

PKBL di Indonesia memainkan peran semakin penting yang memberi sumbangan memadai pada perekonomian di tingkat akar rumput dan menengah. Mulai dari program permodalan dan pembinaan manajemen usaha kecil sampai kampanye cinta lingkungan dan kebersihan sebagaimana dilakukan PT Unilever Indonesia.

Menurut filosofi sanpo yoshi, keberlangsungan dan kesinambungan usaha dan lingkungan menjadi hal sentral. Di Jepang, ungkapan ini menjadi satu sesanti bagi perusahaan melaksanakan aktivitas bisnisnya secara kolektif bersama dengan komunitas.

"Indonesia juga mengenal hal ini, namanya musyawarah. Intinya adalah arus dan intensitas komunikasi guna menciptakan kepercayaan antara pekerja, perusahaan, dan komunitas. Terbukti banyak perusahaan yang bertahan sampai lebih dari usia seabad dan mereka tetap melaksanakan PKBL itu," kata Rumi. (ANT)
 

Pewarta: Ade P Marboen
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2011