Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa sore ditutup menguat seiring dengan ekspektasi inflasi di AS yang lebih rendah.

Rupiah ditutup menguat 18 poin atau 0,12 persen ke posisi Rp14.555 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.573 per dolar AS.

"Kinerja dolar AS terkoreksi di balik ekspektasi inflasi konsumen AS yang akan dirilis lebih rendah dari periode sebelumnya," kata analis Monex Investindo Futures Faisyal dalam kajiannya di Jakarta, Selasa.

Dolar AS dalam tekanan di tengah pasar yang mempertimbangkan perkiraan inflasi AS yang hasilnya akan lebih rendah yang dapat membuat langkah-langkah kuantitatif baru-baru ini menghalangi inflasi bergerak tinggi.

Hal tersebut dinilai dapat memaksa The Fed untuk mengadopsi sikap hawkish yang tidak terlalu agresif.

Sementara itu, penyebaran virus COVID-19 di Tiongkok memburuk setelah otoritas kota Shanghai dan Beijing kembali memperketat pembatasan COVID-19.

Menurut sumber yang mengetahui hal tersebut, kota terpadat di Shanghai akan memperkenalkan aturan baru untuk mengakhiri wabah di luar zona karantina pada akhir Mei nanti.

Meskipun saat ini belum ada pengumuman resmi, selama akhir pekan, beberapa penduduk di empat dari 16 distrik telah menerima pemberitahuan. Mereka nanti tidak dapat meninggalkan rumah atau menerima pengiriman sebagai langkah kebijakan zero COVID-19.

Rupiah pada pagi hari dibuka menguat ke posisi Rp14.560 per dolar AS. Sepanjang hari rupiah bergerak di kisaran Rp14.520 per dolar AS hingga Rp14.563 per dolar AS.

Sementara itu, kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Selasa melemah ke posisi Rp14.546 per dolar AS dibandingkan posisi hari sebelumnya Rp14.534 per dolar AS.

Baca juga: Mata uang komoditas terpukul jatuhnya minyak, bitcoin terus merosot
Baca juga: Kekhawatiran pertumbuhan global seret dolar Aussie ke terendah 2 tahun
Baca juga: Dolar AS sentuh level tertinggi 20 tahun saat pasar hindari risiko

 

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2022