New Delhi (ANTARA News) - Polisi India hari Rabu menangkap enam orang yang dicurigai sebagai anggota sebuah kelompok militan terlarang, termasuk seorang warga Pakistan, dalam kaitan dengan tiga ledakan bom dan penembakan tahun lalu.

Para tersangka yang ditangkap itu anggota kelompok militan Mujahidin India dan terlibat dalam serangkaian ledakan bom dan penembakan di dekat masjid terbesar New Delhi tahun lalu, kata polisi dalam sebuah pernyataan, lapor Reuters.

"Seluruh anggota sel teroris Mujahidin India itu diinterogasi secara cermat," kata pernyataan itu.

Menurut polisi dalam pernyataan tersebut, para tersangka itu telah mengakui keterlibatan mereka dalam ledakan di sebuah toko roti di kota Pune tahun lalu yang menewaskan delapan orang dan ledakan lain di sebuah stadion di Bangalore.

Selain menangkap tersangka-tersangka itu, polisi juga menyita beberapa senjata otomatis, pistol dan bahan peledak.

Penangkapan para tersangka itu dilakukan ketika India dan Pakistan berusaha keras memperbaiki hubungan setelah serangan-serangan di Mumbai pada 2008 memperburuk hubungan antara kedua negara tersebut.

New Delhi menghentikan dialog dengan Islamabad yang dimulai pada 2004 setelah serangan-serangan Mumbai pada November 2008 yang menewaskan 166 orang.

India menyatakan memiliki bukti bahwa "badan-badan resmi" di Pakistan terlibat dalam perencanaan dan pelaksanaan serangan-serangan itu -- tampaknya menunjuk pada badan intelijen dan militer Pakistan. Islamabad membantah tuduhan tersebut.

Sejumlah pejabat India menuduh serangan itu dilakukan oleh kelompok dukungan Pakistan, Lashkar-e-Taiba, yang memerangi kekuasaan India di Kashmir dan terkenal karena serangan terhadap parlemen India pada 2001. Namun, juru bicara Lashkar membantah terlibat dalam serangan tersebut.

India mengatakan bahwa seluruh 10 orang bersenjata yang melakukan serangan itu datang dari Pakistan. New Delhi telah memberi Islamabad daftar 20 tersangka teroris dan menuntut penangkapan serta ekstradisi mereka.

Perbatasan de fakto memisahkan Kashmir antara India dan Pakistan.

Dua dari tiga perang antara kedua negara itu meletus karena masalah Kashmir, satu-satunya negara bagian yang berpenduduk mayoritas muslim di India yang penduduknya beragama Hindu.

Lebih dari 47.000 orang -- warga sipil, militan dan aparat keamanan -- tewas dalam pemberontakan muslim di Kashmir India sejak akhir 1980-an.

Pejuang Kashmir menginginkan kemerdekaan wilayah itu dari India atau penggabungannya dengan Pakistan yang penduduknya beragama Islam.

New Delhi menuduh Islamabad membantu dan melatih pejuang Kashmir India. Pakistan membantah tuduhan itu namun mengakui memberikan dukungan moral dan diplomatik bagi perjuangan rakyat Kashmir untuk menentukan nasib mereka sendiri. (M014)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011