Jakarta (ANTARA News) - Ketua Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) MPR RI, Lukman Edy, berhasil mencatatkan rekor MURI terkait sosialisasi empat pilar kebangsaan, Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika dengan menjadi pembicara tunggal selama 24 jam non stop.

"Saya merasa senang pencatatan rekor MURI tentang sosialisasi empat pilar kebangsaan tersebut," kata Lukman Edy usai menjadi fasilitator tunggal sosialisasi empat pilar kebangsaan di Gedung MPR RI di Jakarta, Kamis.

Menurut mantan Menteri Percepatan Daerah Tertinggal itu, apa yang dilakukannya itu tak lain adalah untuk membangkitkan rasa nasionalisme masyarakat Indonesia yang sekarang ini mulai terlihat luntur.

"Ini memberikan semangat teman-teman lain agar soal empat pilar kebangsaan ini menjadi hal penting yang harus dilakukan dan bisa diterapkan kepada masyarakat karena apa yang saya lakukan, tak lain adalah karena empat pilar kebangsaan itu sudah mulai luntur," kata Lukman Edy.

Ia menambahkan, pencatatan rekor MURI itu merupakan terobosan baru yang sudah dirancangnya sejak lama, bagaimana mensosialisasikan empat pilar tersebut dengan cara yang menarik tapi tidak membosankan.

"Kalau membahas empat pilar kebangsaan, selalu tidak menarik bagi publik, sehingga diperlukan langkah-langkah atau terobosan yang kreatif agar kajiannya tetap menarik dan menyentuh masyarakat," kata Lukman.

Mantan Sekjen PKB itu mengatakan, lunturnya nilai-nilai dari keempat pilar itu bisa dilihat dari banyaknya masalah-masalah yang dihadapi bangsa ini. "Misalnya ada keinginan dari sekitar 50 juta masyarakat yang tidak memerlukan Pancasila berdasarkan hasil survei Badan Pusat Statistik (BPS) dan 28 persen guru-guru agama yang setuju dengan radikalisme berdasarkan lembaga survei Universitas Islam Nasional (UIN).

Ini menunjukan gejala yang tidak baik dan harus segera diantisipasi," kata anggota Komisi VI DPR RI itu.

Lukman Edy yang sejak Rabu (30/11) pukul 09.00 WIB hingga Kamis (1/12) pukul 11.00 WIB menjadi pembicara tunggal sosialisasi empat pilar kebangsaan itu, juga menyatakan, adanya rasisme seperti tawuran antarkelompok atau komunitas, tawuran pelajar, antarwarga dan antarsuku menunjukkan rasa nasionalisme dan nilai-nilai luhur Pancasila tidak terimplementasikan dengan baik.

"Dengan sosialisasi 4 pilar itu, diharapkan persoalan bangsa, utamanya pelaksanaan Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika bisa dilaksanakan sehingga tujuan dari bangsa ini tercapai sebagaimana yang terdapat dalam UUD 1945," kata Lukman Edy.

Tak ada kendala

Terkait kendala dalam upaya mencatatkan rekor MURI itu, Lukman Edy tak menemui kendala."Mungkin karena niat saya bagaimana empat pilar kebangsaan itu bisa diterapkan ditengah-tengah masyarakat, tak ada kendala.

Cuma rasa kantuk saja yang menyerang, terutama pukul 01.00 WIB dan 06.00 WIB. Disamping itu, peserta pun terlihat antusias karena mendapatkan sesuatu yang selama ini belum didapatkan. Jadi gak ada kendala," ujar calon gubernur Riau itu.

Sosialisasi empat pilar 24 jam itu dibagi atas lima sesi yang melibatkan siswa SMA, tukang ojek se-DKI Jakarta, Mahasiswa dan organisasi Kepemudaan dan aktifis, Ketua RT/RW se -DKI Jakarta.

Sebelum mencatat rekor MURI, FPKB MPR RI yang dimotori Lukman Edy menggelar "Bulan Cinta Pancasila dan Patriotisme Kaum Muda selama satu bulan penuh dengan melakukan sosialisasi berupa dialog interaktif dengan mahasiswa Unpad, mahasiswa UI, STAI-LE Pekan Baru dan lomba mural (melukis di dinding trotoar jalan), parade puisi para sastrawan nasional, lomba melukis anak-anak TK, SD dan SMP se-DKI, serta dialog tentang Pancasila dan Bangga Menjadi Warga Indonesia di salah satu TV Nasional.

(Zul)

Pewarta: Zul Sikumbang
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011