Untuk UMKM, kita bisa meningkatkan inklusi keuangan dengan fintech yang bisa membantu mereka menemukan lebih banyak pilihan pendanaan.
Jakarta (ANTARA) - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan aplikasi keuangan berbasis teknologi (fintech) dapat terus dimanfaatkan untuk meningkatkan inklusi keuangan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

"Untuk UMKM, kita bisa meningkatkan inklusi keuangan dengan fintech yang bisa membantu mereka menemukan lebih banyak pilihan pendanaan," kata Sri Mulyani dalam webinar "Transformasi Digital untuk Inklusi Keuangan" yang dipantau di Jakarta, Rabu.

UMKM perlu didorong untuk dapat mengakses pendanaan agar mereka bisa segera pulih dari dampak COVID-19 dimana banyak UMKM yang menutup usaha mereka.

Fintech juga bisa menutupi kebutuhan pendanaan bagi UMKM saat masih kesulitan mengakses kredit perbankan.

Baca juga: Menkeu: APBN jadi "shock absorber" jaga daya beli masyarakat

Saat ini baru 18 persen dari kredit perbankan yang disalurkan kepada UMKM di Indonesia atau lebih rendah dari rata-rata penyaluran kredit perbankan kepada UMKM di negara tetangga yang sebesar 30 sampai 80 persen.

"Fokus kita bagaimana mengimplementasikan kebijakan untuk meningkatkan akses UMKM kepada pendanaan yang mana ini sangat penting tidak hanya untuk memberdayakan mereka tapi juga menciptakan multiplier effect dalam bentuk pembukaan lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi," katanya.

Baca juga: AFPI-Hipmi gelar "business matching" kenalkan solusi pendanaan UMKM

Di Indonesia UMKM menyediakan hingga 97 persen dari total lapangan kerja dan lebih dari 60 persen dari total Produk Domestik Bruto (PDB) serta investasi.

Selain mendorong UMKM untuk memanfaatkan pendanaan dari fintech, Sri Mulyani mengatakan fintech juga perlu diatur terutama dari segi perlindungan konsumen dan keamanan data.

"Ini tidak mudah, terutama di perkotaan dimana jasa finansial digital berkembang cepat. Dengan kepemilikan ponsel pintar, banyak penyedia jasa keuangan digital menawarkan akses kepada jasa keuangan tapi menjadi masalah bagi banyak orang karena bunga mereka sangat tinggi," ucapnya.

Pewarta: Sanya Dinda Susanti
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2022