Kiev (ANTARA News/Reuters) - Presiden Asosiasi Sepakbola Uni Eropa (UEFA), Michel Platini, mengatakan bahwa akan mencoba mengubah jadwal kompetisi sepak bola Eropa, supaya Piala Dunia 2022 di Qatar dapat dilangsungkan pada musim dingin.

Platini menuturkan, kalau Piala Dunia adalah "hal yang paling penting" dan akan lebih baik jika turnamen tersebut dilangsungkan saat cuaca lebih dingin.

Pria Prancis yang berpeluang menjadi Presiden Asosiasi Sepakbola Internasional (FIFA) pada 2022, jika ia mampu menggantikan Sepp Blatter yang pensiun pada 2015, juga mengonfirmasi kalau dirinya memilih Qatar pada pemilihan di Zurich, Swiss, pada tahun lalu.

Pada wawancara dengan Al Jazeera, Platini mengatakan, dirinya tidak keberatan menjadwal ulang Liga Champions dan Liga Eropa.

"Tentu saja. Jika kami bermain pada musim dingin, mengorganisirnya, maka tidak akan menjadi masalah. Bagaimana orang-orang bisa pergi ke Qatar pada suhu 50 derajat Celcius pada Juni? Jika orang-orang tidak bisa datang untuk menikmatinya, maka itu tidak bagus," ujarnya.

Ia menimpali, "Jika kami bermain pada musim dingin, itu tidak akan menjadi masalah. Sebaliknya, jika musim kompetisi dihentikan pada Mei, maka Anda bermain sampai Juni, dan kemudian berhenti pada Desember. Di mana masalahnya?"

Platini, berbicara tepat setahun setelah Qatar dipilih sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022, mengatakan bahwa dirinya senang karena negara Arab akan menjadi tuan rumah turnamen besar tersebut, setelah Mesir dan Maroko gagal melangkah lebih jauh.

"Saya memilih Qatar, sebab saya pikir merupakan hal yang bagus untuk bagian lain di dunia, dengan orang-orang yang tidak pernah menerima Piala Dunia," ucapnya.

Ia mengemukakan, "Saya pikir itu keputusan yang baik, namun sekarang saya berpikir kalau kami harus untuk beradaptasi pada waktu terbaik, dan kapan waktu terbaik untuk memainkan Piala Dunia di Qatar."

Sejak Qatar terpilih sebagai tuan rumah Piala Dunia, perdebatan terus menerus terjadi mengenai bagaimana dan mengapa FIFA mengambil keputusan itu.

Tuduhan penyuapan dan korupsi telah mengganggu FIFA selama setahun terakhir, dan anggota komite eksekutif FIFA, Theo Zwanziger, berkata pada Oktober kalau beberapa anggotanya telah ditekan oleh pemerintah negara masing-masing untuk memilih Qatar.

Qatar telah membantah tudingan telah melakukan tindakan-tindakan tersebut, dan berkata kalau mereka memenangkan hak menjadi tuan rumah Piala Dunia dengan adil dan jujur.

Platini juga berkata kepada Al Jazeer,a kalau Blatter merupakan orang yang "kikuk" dengan pernyataannya pada bulan lalu, yang kemudian ditarik kembali, bahwa rasisme tidak terdapat di sepak bola, dan siapapun yang merasa menjadi korban pelecehan rasial di lapangan, sebaiknya mengakhirinya dengan bersalaman.

"Blatter memang kikuk, tetapi dia bukanlah sosok rasial," kata Platini.
(Uu.H-RF/I015)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011