Jakarta (ANTARA News) - Kondisi perbankan nasional saat ini dalam keadaan yang relatif baik dan diperkirakan dapat mengantisipasi dampak krisis ekonomi global yang melanda kawasan Eropa dan Amerika Serikat (AS), kata kata Direktur Utama Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI), Subarjo Joyosumarto.

"Krisis ekonomi global kemungkinan kecil akan berdampak ke Indonesia, tapi kalau dilihat dari sisi perbankan, perbankan kita saat ini relatif baik," ujarnya, di Kampus LPPI Jakarta, Kamis.

Ia menilai, pada 2012 krisis dari kawasan Eropa akan sampai ke Indonesia, namun dampak dari krisis tersebut tidak besar karena eksposur perdagangan Indonesia ke kawasan Eropa tidak terlalu besar.

Karena alasan itu, ia  mengemukakan, diperkirakan perbankan nasional masih sanggup untuk menghadapi dampak krisis yang akan datang ke Indonesia.

"Terutama bank-bank yang Tbk, mereka ini akan kuat hadapi krisis, kalaupun ada bank-bank kita yang kolaps karena krisis nanti, hal itu dikarenakan bank yang kolaps itu sebenarnya tidak sehat dari awal," ujarnya.

Menurutnya, perkembangan ekonomi makro Indonesia tahun ini lebih baik daripada masa sebelumnya, dan diprediksi akan berlanjut pada 2012.

"Keadaan makro ekonomi itu mendukung penguatan perbankan itu sendiri, bahkan perbankan Indonesia juga terus membaik ditandai dengan membaiknya indikator-indikator perbankan, seperti CAR (rasio kecukupan modal) dan kualitas kredit yang membaik," ujarnya.

Hal senada disampaikan oleh Direktur LPPI, Supomo, yang menilai bahwa kualitas kredit perbankan di Indonesia dalam saat ini terus mengalami perbaikan yang cukup signifikan.

Ia menjelaskan, sejak akhir 2006 sampai dengan akhir 2010, persentasi kredit bermasalah atau Non Performing Loan/NPL pada perbankan di Indonesia mengalami penurunan.

Pada akhir 2006, NPL perbankan tercatat sebesar 4,14 persen, angka ini menurun menjadi 3,13 persen (2007), 2,16 persen (2008), 2,06 persen (2009), 1,61 persen (2010).

"Data-data itu menunjukkan bahwa perbankan nasional terus mengalami perbaikan, dan saya yakin perbankan kita siap untuk menghadapi krisis jika krisis itu samapai ke Indonesia," kata Supomo.

BI mencatat bahwa stabilitas sistem perbankan hingga saat ini tetap terjaga dengan fungsi intermediasi yang membaik, meskipun sempat terjadi gejolak di pasar keuangan akibat pengaruh global.

Berdasarkan data BI, industri perbankan tetap solid, sebagaimana tercermin pada tingginya rasio kecukupan modal (CAR/Capital Adequacy Ratio) yang berada jauh di atas minimum 8,0 persen dan terjaganya rasio kredit bermasalah (NPL/Non Performing Loan) gross di bawah 5,0 persen.

Sementara itu, pertumbuhan kredit hingga akhir Oktober 2011 mencapai 25,7 persen (yoy) dengan kredit investasi sebesar 31,1 persen (yoy), kredit modal kerja sebesar 24,7 persen (yoy), dan kredit konsumsi sebesar 23,8 persen (yoy).

Dengan perkembangan tersebut, BI menilai pertumbuhan kredit untuk tahun 2011 diperkirakan masih sesuai dengan Rencana Bisnis Bank (RBB).
(T.ANT-135/A026)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011