Islamabad (ANTARA News) - Sekitar 800 orang memadati jalan-jalan di Islamabad, ibu kota Pakistan, Kamis, untuk mengecam NATO dan AS atas pembunuhan 24 prajurit Pakistan belum lama ini di perbatasan dengan Afghanistan.

Pengacara, anggota serikat pekerja, pedagang dan wartawan berpawai ke wilayah kantung diplomatik yang dijaga ketat untuk menyampaikan petisi mereka ke Kedutaan Besar AS. Hanya satu delegasi mereka yang diizinkan memasuki kedutaan itu, lapor AFP.

"Sudah waktunya mengatakan `tidak lagi, bukannya berbuat lebih lanjut`. Tidak bagi terorisme Amerika, hidup Pakistan, hidup militer Pakistan, enyah Amerika, kematian bagi AS," teriak pemrotes.

Dengan membawa bendera Pakistan, massa bergerak dari daerah komersial utama di Islamabad, Blue Area, dan membakar boneka NATO di luar gedung parlemen.

Polisi Mohammad Yousaf Malik mengatakan, sekitar 800 orang mengambil bagian dalam demonstrasi itu dan lebih dari 500 polisi ditempatkan di sekitar wilayah kantung diplomatik untuk mencegah insiden yang tidak diinginkan.

Serangan udara NATO yang mematikan pada 26 November telah membuat aliansi Pakistan-AS merosot ke titik terendah.

Pakistan menutup perbatasannya dengan Afghanistan bagi konvoi perbekalan NATO, memboikot konferensi Bonn pekan ini mengenai masa depan Afghanistan dan memerintahkan personel AS mengosongkan pangkalan udara yang dikabarkan digunakan oleh pesawat-pesawat tak berawak CIA.

Pakistan mendapat tekanan internasional yang meningkat agar menumpas kelompok militan di wilayah baratlaut dan zona suku di tengah meningkatnya serangan-serangan lintas-batas gerilyawan terhadap pasukan internasional di Afghanistan.

Kawasan suku Pakistan, terutama Bajaur, dilanda kekerasan sejak ratusan Taliban dan gerilyawan Al-Qaida melarikan diri ke wilayah itu setelah invasi pimpinan AS pada akhir 2001 menggulingkan pemerintah Taliban di Afghanistan.

Pasukan Pakistan meluncurkan ofensif udara dan darat ke kawasan suku Waziristan Selatan pada 17 Oktober 2009, dengan mengerahkan 30.000 prajurit yang dibantu jet tempur dan helikopter meriam.

Meski terjadi perlawanan di Waziristan Selatan, banyak pejabat dan analis yakin bahwa sebagian besar gerilyawan Taliban telah melarikan diri ke daerah-daerah berdekatan Orakzai dan Waziristan Utara.

Waziristan Utara adalah benteng Taliban, militan yang terkait dengan Al-Qaida dan jaringan Haqqani, yang terkenal karena menyerang pasukan Amerika dan NATO di Afghanistan, dan AS menjadikan daerah itu sebagai sasaran serangan rudal pesawat tak berawak.

AS menyebut kawasan suku Pakistan sebagai markas global Al-Qaida dan salah satu tempat paling berbahaya di Bumi.

Pesawat-pesawat tak berawak AS melancarkan puluhan serangan di kawasan suku Pakistan yang menewaskan ratusan orang sejak pasukan komando AS membunuh pemimpin Al-Qaida Osama bin Laden dalam operasi rahasia di kota Abbottabad, Pakistan, pada 2 Mei.

Penyerbuan AS terhadap tempat Osama itu telah membuat malu dan marah militer Pakistan dan menambah ketegangan antara kedua negara tersebut.

Islamabad mendesak AS mengakhiri serangan-serangan pesawat tak berawak, sementara Washington menuntut Pakistan mengambil tindakan menentukan untuk menumpas jaringan teror.

Sentimen anti-AS tinggi di Pakistan, dan perang terhadap militansi yang dilakukan AS tidak populer di Pakistan karena persepsi bahwa banyak warga sipil tewas akibat serangan pesawat tak berawak yang ditujukan pada militan di sepanjang perbatasan dengan Afghanistan dan penduduk merasa bahwa itu merupakan pelanggaran atas kedaulatan Pakistan. (M014)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011