Jangan sampai pendekar antikorupsi yang dihajar habis, dengan demikian lawan kita (koruptor) leluasa beroperasi
Semarang (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta masukan dari para aktivis lembaga swadaya masyarakat di bidang pemberantasan korupsi mengenai penguatan upaya pemberantasan korupsi.

Presiden mengatakan masukan itu sangat penting bagi langkah pemerintah memerangi korupsi.

"Saya tidak akan sampaikan pidato lagi, karena tadi dalam peringatan Hari Anti Korupsi sudah cukup. Saya sekarang ingin dengarkan masukan dari saudara semua agar gerakan pencegahan dan pemberantasan korupsi semakin berhasil.

"Jangan sampai pendekar antikorupsi yang dihajar habis, dengan demikian lawan kita (koruptor) leluasa untuk beroperasi," kata Presiden dalam acara yang berlangsung di Wisma Perdamaian di Semarang, Jumat siang.

Sebelumnya saat menyampaikan sambutan pada peringatan Hari Anti korupsi se-dunia di Convention Hall Masjid Agung Jawa Tengah, Presiden Yudhoyono mengajak semua kalangan untuk memerangi korupsi.

Ia mengaku senang dengan adanya mekanisme pengungkap korupsi atau whistle blower.

Presiden mengatakan,"saya suka dengan istilah whistle blower, tapi jangan fitnah. Reputasi seseorang bisa runtuh, anak turunannya menanggung aib, bedakan whistle blower yang bisa dipertanggungjawabkan, mana yang asal melempar.".

Pertemuan dengan kalangan aktivis LSM anti korupsi dihadiri oleh antara lain Danang Widoyoko dari Indonesian Corruption Watch, Teten Masduki dari Transparansi Internasional Indonesia, Wakil Rektor Universitas Paramadina Wijayanto, Oce Madril dan Hifzil Alim dari Pukat Korupsi Universitas Gajah Mada, Alexander Lay dari Indonesian Legal Roundtable, Hadi Prayitno dadi Fitra dan Jamil Mubarok dari Masyarakat Tranparansi Indonesia.

Total ada lebih kurang 60 tokoh LSM antikorupsi yang berdialog dengan Presiden. (*)

P008/A011

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2011