Jakarta (ANTARA News) - Industri pasar modal dalam negeri masih mampu menahan imbas sentimen negatif dari krisis global saat ini, kata Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Nurhaida.

"Di pasar modal, kalau kita lihat mungkin tidak terimbas sama sekali. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih positif dibandingkan negara lain meski tidak secemerlang tahun lalu, positifnya IHSG dikarenakan ekonomi Indonesia masih tumbuh, kalau ekonomi turun kemungkinan indeks tidak positif, hal itu tidak lepas dari peran makro ekonomi kita yang masih bagus," ujar Nurhaida saat media workshop di Jakarta, Sabtu.

Ia mengemukakan, Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada kuartal III/2011 tumbuh 3,5 persen dibanding kuartal sebelumnya pada tahun yang sama atau mencapai 6,5 persen secara (year on year).

"PDB kita cukup bagus, inflasi juga menurun dibanding 2010. Hal ini tidak lepas dari peran ekonomi dalam negeri yang cukup stabil, PDB 6,1 persen pada 2010, di 2011 6,5 persen, pasar modal tidak terlepas dari ekonomi secara keseluruhan," ucap dia.

Ia menambahkan, jika dilihat dari sisi emiten di dalam negeri, juga masih mencatatkan kinerja yang positif sepanjang 2011 meski dibayangi oleh krisis global.

"Kinerja laporan keuangan emiten tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) cukup bagus, dari sisi emiten pasar modal masih bisa diandalkan," kata dia

Ke depan, menurut Nurhaida, negara-negara maju yang pertumbuhannya melambat atau bahkan negatif akan mendorong dana-dana asing mencari tempat untuk diinvestasikan.

"Negara lain tidak positif, tentu dana akan mencari tempat dimana akan ditempatkan. Negara Asia masih positif, tentu datang ke Asia, dan Indonesia di kawasan ASEAN (Perhimpunan Bangsa Asia Tenggara) masih menjadi tujuan investasi," katanya.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI, Eddy Sugito menambahkan, meski periode Januari-Desember IHSG tercatat hanya tumbuh dua persen, namun masih lebih baik dibandingkan dengan negara lain.

"Jika dibandingkan bursa negara lain, kita masih lebih baik. Bahkan, ada yang kinerja bursa suatu Negara minus sampai 11 persen. Kita hanya sedikit dari bursa-bursa di dunia yang positif kinerjanya," ujar dia.

Ia mengatakan, rata-rata transaksi harian BEI saat ini tercatat mencapai Rp5 triliun, atau lebih tinggi 4,16 persen dibandingkan dengan tahun lalu yang hanya mencapai Rp4,8 triliun per hari.

"Namun, periode November-Desember 2011 terjadi penurunan likuiditas sehingga transaksi harian hanya sebesar Rp3 triliun. Namun penurunan itu tidak hanya terjadi di Indonesia, pasar saham global juga mengalami hal yang sama," kata Eddy. (ZMF/N002)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011