biasanya orang menanggap bisnis di internet tak terlalu serius, padahal soal bisnis harus serius,"
Jakarta (ANTARA News) - Lift di gedung parkir lantai 11 terbuka. Begitu keluar dan memandang ke kanan, terlihat pintu besar dari sebuah ruangan gelap.

Satu-satunya sinar di dalam ruang adalah dari lambang besar berbentuk huruf "K" di dinding.

"Kok seperti masuk tempat ajeb-ajeb, gelap," kata seorang teman. Masuk ke dalam gelap, kita bisa memilih ke kiri atau kanan. Kiri adalah galeri mungil berisi tulisan dan sket dari arsitek Raul Renanda tentang ruang-ruang yang akan ditemui di dalam.  

Jika yang dipilih adalah arah kanan, masih dalam suasana gelap, satu meja resepsionis menunggu. Dari situ, kita akan dipersilakan menuju ke sebuah pintu tertutup. Adakah ruang gelap lainnya? tidak. Saat pintu di buka, tampak satu ruang terang benderang dengan lantai dari rumput dan kursi -kursi yang unik. Stik dan bola golf sudah menunggu untuk dimainkan.

Kantor baru KASKUS, situs forum komunitas maya terbesar di Indonesia, sejak awal November berada di Menara Palma Anex Building jalan HR Rasuna Said.

Suasana gelap di area pembuka menuju kantor  menurut Raul Renanda adalah untuk "meminimalkan ekspektasi" orang yang datang.

"Jadi, orang dibawa ke suasana yang dia tidak tahu apa selanjutnya, dari situ orang akan menjadi fokus," kata Raul sang arsitek dalam perbincangan belum lama ini di kantor KASKUS.

Puas main mini golf di "ruang tunggu kecil", begitulah namanya, pengunjung akan masuk ke ruang kantor,  dan kejutan lain sudah menunggu. Kini, satu lorong menanjak dengan interior kayu sudah menunggu, mengingatkan pada "rumah miring" di Dufan.

Sesampai di ujung lorong, lagi-lagi kejutan. Lorong lain bernuansa toilet, lengkap dari lantai, dinding hingga toilet duduk yang menempel di dinding. Jika penutupnya di buka, ada cermin untuk mematut diri.

"Rencana awalnya, jika penutup dibuka, ada mesin absensi," kata Raul. Koridor bernuasa kamar mandi itu adalah hasil putar otak si arsitek untuk mengakali letak toilet yang tak bisa digeser dari posisi asli di gedung itu.

Koridor tersebut bercabang dan salah satunya mengantar kepada ruang kerja awak KASKUS.

Ruang kerja itu nyaman tanpa sekat-sekat kubikal, tanpa kabel-kabel yang menganggu pemandangan. Di tengah, ada ruang khusus bermain para karyawan yang lengkap dengan konsol seperti Nintendo Wii.

tema desain
Total luas kantor baru KASKUS adalah 1.500 meter persegi. Ada empat koridor dengan 11 tema desain interior di kantor dua lantai tersebut. Raul merancang interior KASKUS dengan tema pasar.

Pasar bagi Raul adalah penjelmaan kehidupan. "ada orang jual-beli, makan siang, preman, dan sebagainya. Semua punya tujuan namun berada dalam satu lingkungan, semua  'chaotic' tapi pada posisi masing-masing, 'controlled chaotic'," kata Raul.
 
Karyanya yang lain dalah Rollingstone Cafe Indonesia dan Bukit Batok Fire Station di Singapura.

Di lantai P10, terdapat ruang kerja administrasi dan bagian keuangan, auditorium, kantin, dan lounge dengan sofa-sofa besar untuk para petinggi KASKUS dan tamunya. "Konon ini ruang yang paling jarang dimasuki para bos KASKUS," kata Raul lalu tersenyum.

Dia mengaku rancangan untuk KASKUS adalah hasil diskusi dengan dua bos KASKUS, Andrew Darwis dan Ken Dean Lawadinata. Raul memperkirakan rancangannya tersebut "segar" selama 3 tahun.

Sang arsitek  merancang ruang-ruang rapat secara berbeda, ruang meeting intern sangat kasual dengan dinding kaca sedangkan ruang rapat bisnis bernuansa formal, tanpa jendela.

"Biasanya orang menanggap bisnis di internet tak terlalu serius, padahal soal bisnis harus serius," kata Raul.

Beberapa ruang rapat dia rancang menggunakan pintu rahasia yaitu disamarkan dengan ornamen dinding, tanpa daun pintu. Kecuali yang sudah biasa, orang harus menebak terlebih dulu bagian mana dari dinding yang merupakan pintu dorong.

Di lantai P10, bagian depan adalah kantin dengan dinding berornamen paving dari lantai hingga langit-langit. Di sebelah kanan terdapat auditorium dengan "pintu tersembunyi" di antara susunan paving blok.

Andrew Darwis, si bos KASKUS, juga termasuk yang masih menebak letak pintu di kantor yang baru sekitar sebulan tersebut.

"Eh, mana ya...," kata Andrew sambil meraba-raba dan matanya berusaha menemukan garis pintu. Andrew mengajak masuk ke auditorium untuk menyaksikan video tentang KASKUS dan video tentang perjalanan KASKUS.

"Saya juga belum nonton, jadi kita sama-sama," katanya pada para wartawan yang belum lama ini diundang untuk melihat kantor baru KASKUS.

Andrew menjelaskan bahwa kantor itu dinamakan "New KASKUS Playground" atau taman bermain baru KASKUS yang dikelola PT Darta Media Indonesia.

Mengenai kantor yang mirip tempat bermain itu, Andrew,32 tahun, menerangkan bahwa hal itu seolah jadi keharusan.

"Banyak sekali sarjana IT yang cuma ingin kerja di perusahaan internasional seperti Google dan Facebook di Amerika Serikat. Saya tanya kenapa, jawab mereka 'kantornya tidak seperti kantor'. Kami ingin menarik mereka, jadi, suasana kantor harus membuat para karyawan betah, tidak merasa seperti di kantor," kata Andrew.

Kantor yang berawal di kawasan Mangga Dua dengan dua pegawai kini sudah punya 70-an karyawan, seiring dengan tumbuhnya KASKUS sebagai bisnis.

Selain kantor baru, dalam usia ke-12 KASKUS akan memiliki pembaruan wajah situs web mereka yang akan diluncurkan secara bertahap.
 
KASKUS, yang berawal sebagai tugas kuliah saat Andrew kuliah IT di Seattle, Amerika Serikat, kini punya 3,6 juta member dengan  3.500 posting perdetik. Semboyan "The largest Indonesian Community" makin melekat padanya.

Andrew menginginkan KASKUS tetap sebagai situs komunitas tempat para "penghuninya" merasa nyaman, seperti kalimat di video mereka "They say KASKUS is just a website, for us, it's never just a web site. It's home"
(A038)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2011