Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat dalam kisaran sempit sebesar 10 poin pada Selasa pagi dikarenakan belum kuatnya sentimen positif.

Nilai tukar mata uang rupiah yang ditransaksi antarBank di Jakarta Selasa pagi bergerak menguat 10 poin ke posisi Rp9.040 dibanding sebelumnya Rp9.050.

"Rupiah kembali menguat terhadap mata uang dolar AS, namun masih dalam kisaran yang sempit," kata analis Managing Research Indosurya Asset Management, Reza Priyambada di Jakarta, Selasa.

Ia menambahkan, menguatnya rupiah dipicu dari adanya sedikit kebijakan baru di Eropa dalam menangani krisis utang menyusul kesepakatan langkah Eropa menuju penggabungan fiskal.

Selain itu, lanjut dia, sebagian pelaku pasar juga melakukan "profit taking" dan kembali masuk ke dalam mata uang rupiah meski jumlahnya tidak signifikan.

Namun, kata dia, masih kuatnya sentimen negatif akan memicu rupiah kembali melemah terhadap dolar AS.

Analis pasar uang Monex Investindo Futures, Johanes Ginting menambahkan, Uni Eropa (UE) berhasil menyepakati pakta fiskal demi dijalankannya disiplin fiskal dan memberikan pinjaman bilateral senilai 200 miliar euro kepada IMF untuk membantu atasi krisis utang.

Namun, kata dia, ketidakpastian akan berlarutnya proses yang dibutuhkan untuk jalankan pakta fiskal, kurangnya kebijakan untuk bantu perbankan Eropa, dan tidak adanya komitmen dari ECB untuk lakukan program pembelian obligasi dalam skala besar akan membuat mata uang dunia tertekan terhadap dolar AS.

"Ada perasaan negatif terhadap pertemuan puncak Uni Eropa. Investor sebelumnya mengharapkan adanya solusi kredibel untuk akhiri krisis," katanya

Ia mengemukakan, Fitch Ratings menyatakan KTT Uni Eropa yang menyepakati perjanjian baru gagal untuk memberikan solusi yang "komprehensif" terhadap krisis.
(ZMF/S004)

Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2011