Jakarta (ANTARA) -
Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto memaparkan disertasi pemikiran geopolitik Presiden pertama RI Soekarno atau Bung Karno dalam Ujian Prapromosi Tertutup di Universitas Pertahanan (Unhan) Salemba, Jakarta, Rabu.

Hasto mengatakan, sebagai kader PDI Perjuangan, dirinya dan para kader partai lainnya harus memperkuat tradisi akademis untuk membangun disiplin ideologis. Sehingga, menurut dia, penting bagi kader PDI Perjuangan menggelorakan disiplin teori yang digagas Bung Karno.

"Temuan penelitian terkait tradisi intelektual Soekarno, teori pemikiran geopolitik Soekarno, yang saya sebut sebagai geopolitical co-existance, relevansi geopolitik terhadap pertahanan melalui model structural equation model (SEM), yang menampilkan korelasi pertahanan dengan tujuh variabel geopolitik Soekarno, yaitu demografi, teritorial, sumber daya alam, militer, politik, koeksistensi damai, sains, dan teknologi; dan kepentingan nasional sebagai variabel intervening," kata Hasto dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu.

Selaku mahasiswa doktoral Universitas Pertahanan, Hasto menyampaikan disertasi itu dalam ujian tertutup pra-promosi berjudul "Diskursus Pemikiran Geopolitik Soekarno dan Relevansinya terhadap Pertahanan Negara".

Politikus asal Yogyakarta itu mengatakan disertasi tersebut dipromotori oleh Prof. Purnomo Yusgiantoro, Laksdya TNI Prof Dr. Ir. Amarulla Octavian yang juga Rektor Unhan sebagai Co-Promotor II, dan Letjen TNI (Purn) Dr. I Wayan Midhio sebagai Co-Promotor III.

Baca juga: Hasto: MoU dengan BPN sejalan dengan amanat kongres partai

Selama penelitian, dia menemukan secara kritis posisi teori geopolitik Soekarno terhadap teori geopolitik klasik dan kontemporer.

"Pemikiran geopolitik Soekarno terhadap pertahanan bertujuan bagi tata dunia baru yang bebas dari penjajahan. Teori geopolitik Soekarno bisa menjadi pandangan khas Indonesia dan alternatif solusi terhadap berbagai persoalan geopolitik saat ini, baik ketegangan di Laut China Selatan, Timur Tengah, maupun sebagai pisau analisis terhadap perang Rusia-Ukraina," jelasnya.

Alumnus UGM itu juga menilai pengaruh pemikiran Soekarno terhadap dunia sangat besar, terutama atas pelaksanaan Konferensi Asia Afrika (KAA) dan Gerakan Non-Blok yang ikut mengubah sistem internasional.

"Pemikiran geopolitik Soekarno sangat relevan di dalam membangun kekuatan pertahanan negara dan kepemimpinan Indonesia bagi dunia," ujar Hasto.

Dalam disertasi tersebut, bertindak sebagai penguji eksternal antara lain Guru Besar Universitas Indonesia (UI) Prof. Evi Fitriani, M.A., Ph.D; Rektor Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Prof. Komarudin, M.Si.; Guru Besar dari Trisakti Prof. Pantja, serta dari pihak internal, antara lain Mayjen TNI Dr. Joni Widjayanto, Prof. Drs. Anak Agung Banyu Perwita, Prof. Irdam Ahmad, dan Dr. Herlina Juni Risma Saragih.

Selanjutnya, Hasto dijadwalkan mengikuti ujian promosi terbuka pada 6 Juni mendatang.

Baca juga: Sekjen PDIP: Puasa jadi momentum bangkitkan semangat juang bangsa
​​​​​​​
Baca juga: Unhan: Kuliah Umum Megawati penting untuk pahami geopolitik Soekarno

Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Fransiska Ninditya
Copyright © ANTARA 2022