Outlook dolar AS menguat seiring pesan yang cenderung hawkish dari pejabat bank sentral AS
Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis melemah tertekan pernyataan hawkish pejabat The Fed.

Rupiah pagi ini bergerak melemah 36 poin atau 0,25 persen ke posisi Rp14.725 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.689 per dolar AS.

"Outlook dolar AS menguat seiring pesan yang cenderung hawkish dari pejabat bank sentral AS," kata analis Monex Investindo Futures Faisyal dalam kajiannya di Jakarta, Kamis.

Gubernur The Federal Reserve AS Jerome Powell berjanji bahwa bank sentral AS akan menaikk
an suku bunga setinggi yang diperlukan, termasuk suku bunga di atas netral, untuk mengendalikan lonjakan inflasi yang mengacam fondasi ekonomi.

Pernyataan Powell didukung oleh pernyataan yang disampaikan oleh Presiden Bank Federal Reserve Philadelphia Patrick Harker.

Harker mengatakan bahwa dia memperkirakan bank sentral AS akan memberikan dua kenaikan suku bunga sebesar 50 basis poin (bps) lagi sebelum beralih ke kenaikan 25 bps sampai kekhawatiran terhadap inflasi dikendalikan.

Dari Wall Street, khususnya indeks Dow Jones, mengalami penurunan harian terbesar sejak 2020 pada Rabu (18/5).

Hal itu dipicu oleh aksi jual pasar karena laporan pendapatan ritel perusahaan raksasa yang mengindikasikan inflasi membebani keuntungan perusahaan.

Selanjutnya pada hari ini pasar akan mencari katalis dari data ekonomi AS seperti Philadelphia Fed Manufacturing Index dan Unemployment Claims.

Pada Rabu (18/5), rupiah ditutup melemah 44 poin atau 0,3 persen ke posisi Rp14.689 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.645 per dolar AS.

Baca juga: Mata uang "safe-haven" dolar melemah, tapi sentimen risiko tetap rapuh
 

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2022