... Sampai kapan kita bisa bertahan dari guncangan krisis ekonomi yang terjadi masih dipelajari...
Jakarta (ANTARA News) - Indonesia memang masih mencatatkan pertumbuhan ekonomi di atas rata-rata dunia. Namun Badan Intelijen Negara terus memonitor dan menganalisis kemungkinan perluasan dampak krisis ekonomi di Eripa dan Amerika Serikat terhadap perekonomian Indonesia pada 2012.

Kepala BIN, Letnan Jenderal TNI Marciano Norman, di Jakarta, Rabu malam, menyatakan, "Sampai kapan kita bisa bertahan dari guncangan krisis ekonomi yang terjadi masih dipelajari."

Analisis kemungkinan dampak krisis ekonomi tersebut kepada pertumbuhan ekonomi Indonesia telah disampaikan kepada pemerintah. Termasuk juga kepada sejumlah menteri di bidang keuangan agar bisa mengoptimalkan kebijakan antisipasi dampak krisis ekonomi itu.

Ia juga mengatakan, telah membentuk satu jabatan baru setara manajemen puncak yang khusus menangani bidang intelijen ekonomi yaitu deputi IV. Posisi ini belum pernah ada secara khusus dalam struktur BIN. Di masa lampau, intelijen ekonomi tergabung dalam unit lain, bukan secara khusus berdiri sendiri.

Di bagian lain, mantan komandan Pasukan Pengamanan Presiden itu, mengatakan, BIN tetap mengawasi radikalisme yang dapat membahayakan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

"Kami selalu berupaya melakukan deteksi dini dan pencegahan dini agar tidak terjadi hal-hal yang bisa merugikan negara secara fatal seperti aksi pemboman, atau kerusuhan yang bersifat anarkis," katanya.

Lebih jauh, mantan Pangdam Jaya itu menyatakan, akan melakukan peningkatan kualitas sumber daya manusia BIN. Tujuannya, informasi yang disajikan memiliki tingkat kredibilitas yang dapat diandalkan, khususnya tentang perkembangan teknologi informasi yang bisa mengancam integrasi bangsa.

Menyinggung soal Papua, dia mengatakan, tidak benar pandangan yang menyebutkan seolah-olah pemerintah tidak peduli dengan yang terjadi di Papua. "Kami selalu mencari solusi terbaik untuk Papua," katanya.

Terkait UU Nomor 17/2011 Tentang Intelijen Negara, dia mengatakan akan bekerja sesuai dengan aturan dalam UU tersebut. "Kami tidak akan melakukan tindakan-tindakan melanggar dari apa yang diamanatkan UU Intelijen tersebut," kata Marciano.

Ada lagi yang dia rencanakan diwujudkan, yaitu membentuk biro humas. Organ ini jadi jembatan bagi media massa memperoleh informasi lebih baik. "Biro humas ini nanti juga akan dilengkapi situs yang bisa memberikan informasi secara rutin bagi media dan juga publik," katanya.

Di hadapan pimpinan media massa ia juga menyampaikan akan diadakan pertemuan rutin dengan media massa baik formal maupun informal.

"Komunikasi akan dibangun diutamakan yang informal, sehingga bisa tercipta komunikasi yang tulus. Kalau perlu saya yang akan berkunjung ke media-media," katanya. (B011)

Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2011