Jakarta, (ANTARA News) - Pemerintah dan masyarakat perlu mengembangkan tanaman jarak pagar (Jatropha curcas) karena tanaman ini merupakan alternatif penganti bahan bakar minyak (BBM) dan minyak jarak telah digunakan sebagai biodiesel di negara lain. Hal itu dikatakan Ketua Komunitas Tumbuh Bersama Olly Dondokambey di Gedung DPR/MPR Jakarta, Selasa (28/2). LSM ini pada akhir pekan laku menyelenggarakan seminar untuk mengkaji prospek tanaman jarak sebagai pengganti BBM. Dia menjelaskan, pengalaman negara maju menunjukan bahwa biji dari tanaman jarak pagar telah diolah sebagai penganti BBM. Pemerintah Indonesia perlu menyiapkan mesin pengolahnya, dana untuk menyiapkan mesin biodisel tidak terlalu mahal. "Hasil dari pengembangan ini akan lebih dinikmati petani," katanya. Tanaman jarak ini bisa mengatasi kesulitan petani akibat kenaikan harga BBM. Pihaknya telah mengembangkan tananam jarak. "Saya sudah mengembangkannya lokal industri di Cariu Kabupaten Bogor dan biayanya tidak mahal," katanya. Pihaknya berharap Pemda dan masyarakat secara bersama mengembangkan tanaman ini secara serius. Dia menegaskan, pangsa pasar biji jarak di dalam negeri dan memiliki prospek cerah. "Manfaatnya sudah jelas, menggantikan BBM," katanya. Mengenai harga jual biji jarak, dia mengatakan, untuk satu kilo gram biji jarak kering rata-rata Rp500 sampai Rp1.000. Pihaknya optimistis, jenis tanaman ini bisa membantu kesulitan masyarakat yang menempati pulau kecil dan terpencil. Tanaman ini mudah tumbuh termasuk di daerah tandus.(*)

Copyright © ANTARA 2006