Bengkulu (ANTARA News) - Petani di Kota Bengkulu yang mengalami gagal panen akibat lahan kekeringan pada musim kemarau beberapa waktu lalu meminta pemerintah setempat segera menyalurkan dana bantuan.

"Kami minta pemerintah segera menyalurkan dana bantuan sebab musim tanam padi telah dimulai," kata seorang petani padi di Kelurahan Sukamerindu Kecamatan Sungai Serut Kota Bengkulu Anto, Jumat.

Ia mengatakan, pihaknya bersama para petani lainnya mulai menanam padi sejak beberapa pekan lalu.

"Saya telah mengeluarkan biaya sekitar Rp1 juta untuk mengolah tanah, upah menanam padi dan membeli pupuk," katanya.

Untuk memenuhi kebutuhan penanaman tersebut, dia menutupinya dengan meminjam dahulu pada tetangganya karena biaya yang ada telah habis akibat gagal panen yang dialami pada Oktober 2011.

Akibat gagal panen pada musim panen akhir Oktober 2011 tersebut, dia hanya bisa mendapatkan sebanyak satu ton gabah kering panen. Sedangkan bila hasilnya maksimal bisa memperoleh hasil panen sebanyak empat ton gabah kering panen per hektare.

"Kami berharap segera menerima bantuan yang dijanjikan tersebut untuk menutupi biaya-biaya yang dibutuhkan dalam menanam padi ini," katanya.

Sebelumnya, Dinas Pertanian dan Peternakan Kota Bengkulu mendata ratusan hektare persawahan di daerah itu mengalami gagal panen akibat kemarau panjang yang melanda daerah itu.

Daerah yang mengalami gagal panen berada di Kecamatan Sungai serut, Muara Bangkahulu, Selebar dan Ratu Agung Kota Bengkulu.

"Areal sawah yang mengalami gagal panen telah dilaporkan ke Kementerian Pertanian republik Indonesia agar para petani yang mengalami kerugian mendapatkan bantuan untuk pengolahan dan pembelian pupuk," kata Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian dan Peternakan Kota Bengkulu, Saryono.

Jika hasil pelaporan tersebut disetujui Kementerian Pertanian, bantuan langsung disalurkan ke rekening kelompok tani dan setiap hektare sawah yang mengalami gagal panen tersebut akan mendapatkan bantuan sebesar Rp3,7 juta.  (ANT-213/S023)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011