Pelari asal Provinsi Riau tersebut berhasil masuk garis finish dengan catatan waktu 11,14 detik, sedangakn perak direbut pelari Filipina, Roger Tapia, dengan catatan waktu 11,26 detik.
Medali perunggu nomor ini direbut pelari Indonesia lainnya, Handoyo dengan catatan waktu 11,28 detik.
Dengan catatan waktu itu, Marthin yang kini terdaftar sebagai PNS pada Dispora Provinsi Riau tersebut berhasil memecahkan rekor Asia Tenggara yang dipegang pelari Thailand Winai Sangchuang (Thailand) 11,83 detik.
Catatan waktu yang diraih Marthin Losu tersebut masih jauh dari catatan waktu terbaiknya yang dicapai saat tampil pada Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Riau tiga bulan yang lalu 11,0 detik.
Marthin Losu usai perlombaan tersebut mengatakan, dirinya beryukur bisa meraih medali emas pada nomor 100 meter ini.
"Medali emas ini menjadi dorongan semangat saya untuk mengulangi sukses pada nomor lari 200 meter yang dimainkan pada Minggu (18/12)," katanya.
Marthin Losu masih akan turun pada empat nomor lagi, selain lari 100 dan 200 meter juga akan turun pada nomor lari 400 meter, kemudian 4X100 meter, dan 4X400 meter.
Ketika ditanya kendala saat memenangi medali emas pada nomor 100 meter, dia mengatakan, sebenarnya kendala tidak terlalu besar karena dirinya mempersiapkan diri dengan sangat matang untuk ikut pada ASEAN Paragames ini.
Hanya, kata dia, saat star, konsentrasi dirinya agak terganggu ketika ada pelari lainnya yang mendapat diskualifikasi.
"Konsentrasi saya sedikit terganggu ketika ada seorang peserta yang didiskualifikasi. Tetapi setelah itu saya harus menatap ke depan untuk mencapai garis finis yang ada di depannya," katanya.
Sementara itu pelatih Marthin Losu, Joko Lelono mengatakan, dirinya berharap pada nomor 400 meter, anak didiknya bisa memecahkan rekornya sendiri.
Ia menyebutkan, rekor lari 400 meter Marthin adalah 53 detik yang dicapai saat tampil pada ASEAN Paragames di Thailand, 2007.
"Saya berharap Marthin bisa meraih emas dari semua nomor yang diikutinya termasuk lari 400 meter," katanya.
(H015/F002)
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2011
