Jakarta (ANTARA News) - Kepala Bulog Wijarnako Puspoyo mengusulkan kepada pemerintah untuk memasukkan alokasi dana pengadaan gabah petani oleh lembaga tersebut ke dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Selama ini, kata Kabulog di Jakarta, Selasa, Bulog tidak bisa optimal melakukan penyerapan gabah petani karena dana pengadaan pembelian gabah diperoleh melalui pinjaman komersial dari perbankan yang kemudian pada akhir tahun ditagihkan ke Departemen Keuangan. "Dengan bunga kredit komersial sebesar 16 persen per tahun atau bunga yang harus dibayarkan senilai Rp900 juta per hari mustahil Bulog bisa membeli beras petani," katanya di sela pengukuhan DPP Masyarakat Agribisnis dan Agroindustri Indonesia (MAI). Wijanarko menyatakan, pada 1984 pemerintah mengalokasikan anggaran tersendiri dalam APBN yang besarnya mencapai Rp1 triliun untuk pembelian gabah petani saat musim panen namun sejak 1986 alokasi tersebut dihapuskan dan Bulog harus mencari dana pinjaman dari perbankan. Menurut dia, dengan model pendanaan seperti itu maka kemampuan Bulog untuk menyerap gabah petani saat ini baru sekitar 7 persen dari total produksi selama satu tahun. Dia menyatakan keyakinannya jika pemerintah mengalokasikan anggaran tersendiri dalam APBN untuk pembelian gabah maka tingkat penyerapan hasil panen petani bisa mencapai 15-20 persen. Pada tahun ini, tambahnya, Bulog menargetkan mampu menyerap gabah petani sebanyak 2,1 juta ton dengan dana yang diperlukan senilai Rp6 triliun. Namun dalam APBN 2006 pemerintah hanya mengalokasikan anggaran sebesar Rp1,2 triiun untuk pengadaan beras sebanyak 350 ribu ton. Menyinggung rendahnya penyerapan gabah petani oleh Bulog pada musim panen kali ini karena tidak adanya sosialisasi mitra Bulog hingga ke tingkat petani, Wijanarko dengan tegas membantah hal itu. "Tidak benar kalau tidak ada sosialisasi mitra Bulog. Mitra Bulog itu juga dari kalangan petani," katanya. Untuk mengamankan harga gabah petani pada saat musim panen pihaknya telah menyiapkan Satgas Bulog, LC serta dana. Selain itu Unit Pengolahan Gabah dan Beras (UPGB) siap membeli gabah petani dalam bentuk Gabah Kering Panen (GKP) sedangkan Bulog akan membeli dalam bentuk Gabah Kering Giling (GKG) dengan harga pembelian pemerintah (HPP) sebesar Rp1.730/kg GKP dan Rp2.250/kg GKG.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006