London (ANTARA News) - Para pengacara buat seorang pria Pakistan yang mengatakan ayahnya tewas dalam serangan pesawat tanpa awak milik Amerika, Sabtu (18/12), diminta mengungkapkan apakah negara Eropa itu menyediakan informasi intelijen guna membantu AS melancarkan serangan.

Pengacara Inggris Leigh Day and Co. telah mengirim surat kepada Menteri Luar Negeri William Hague, dan menuntut jawaban mengenai dugaan hubungan London dengan serangan pesawat tanpa awak milik Badan Intelijen Pusat AS (CIA), lapor AFP.

Secara khusus, mereka ingin mengetahui apakan dinas intelijen Inggris digunakan dalam serangan pada Maret di bagian barat-laut Pakistan, yang mereka nyatakan menewaskan ayah klien mereka, Noor Khan.

Pengacara tersebut mengutip laporan media yang merinci cara dinas intelijen Inggris memberi informasi tentang lokasi gerilyawan yang dijadikan sasaran oleh pesawat tanpa awak milik CIA.

"Kami bertanya kepada menteri luar negeri apakah ada informasi yang diberikan oleh agen pemerintah Inggris kepada pasukan pemerintah AS guna membantu dalam serangan ini," kata Richard Stein, pemimpin tim hak asasi manusia Leigh Day and Co.

"Jika itu tidak dengan tegas dibantah bahwa pemerintah Inggris terus memberikan informasi semacam itu kepada pasukan pemerintah AS, kami meminta pernyataan kebijakan jelas mengenai pengaturan yang dilakukan dan kondisi yang dipandang Inggris sebagai sah untuk melakukannya," ia menambahkan di dalam satu pernyataan.

Clive Stafford Smith, pemimpin yayasan amal Inggris, Reprieve, menambahkan, "Serangan pesawat tanpa awak CIA menewaskan banyak warga sipil dan merusak kestabilan Pakistan."

"Rakyat Inggris memiliki hak untuk mengetahui bahwa kebijakan negara mereka mempertimbangkan keterlibatan kita dalam aksi tidak sah dan penuh bencana ini," kata Smith sebagaimana dikutip AFP --yang dipantau ANTARA di Jakarta, Ahad pagi.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri mengatakan, "Kami masih mempelajari surat ini secara seksama dan menanggapi masalah yang diajukan."

Serangan pesawat tanpa awak milik CIA ditujukan kepada anggota Al-Qaeda dan Taliban di bagian barat-laut Pakistan.

Islamabad dengan tegas telah menyampaikan kemarahan sehubungan dengan aksi pesawat tanpa awak itu. Banyak orang Paksitan memandangnya sebagai pelanggaran terhadap kedaulatan negara mereka.

Namun AS pada Desember dipaksa mengosongkan pangkalan udara Shamsi di Pakistan barat-daya, yang difahami sebagai pusat serangan tanpa awak milik AS, setelah kemarahan meluas sehubungan dengan serangan NATO terhadap perbatasan Pakistan sehingga menewaskan 24 prajutinya. (C003)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011