Jakarta (ANTARA News) - Deklarasi Jakarta yang merupakan hasil Rapat Akbar Sepak Bola Nasional (RASN) di Hotel Pullman Jakarta, Minggu (18/12) malam, gagal diserahkan kepada Ketua Umum PSSI Djohar Arifin Husin karena tidak ada di Kantor PSSI Senayan Jakarta.

Sekretaris Umum Forum Pengprov PSSI (FPP) Djohar Ling Eng di Jakarta Senin mengatakan, dengan tidak adanya Ketua Umum dan Sekretaris Jendral (Sekjen) PSSI maka berkas yang merupakan amanat pemilik suara kembali dibawa pulang.

"Surat ini sebenarkan akan kami serahkan langsung. Berhubung Ketua Umum dan Sekjen tidak ada maka kami bawa lagi. Ini berkas penting," katanya di sela penyerahan berkas Deklarasi Jakarta.

Selain dibawa oleh Sekretaris Pengprov Jawa Tengah, Deklarasi Jakarta yang berisikan beberapa poin diantaranya mosi tidak percaya terhadap Ketua Umum PSSI dan beberapa anggota Komite Eksekutif (EXCO) serta desakan Kongres Luar Biasa (KLB) juga dikawal oleh perwakilan pengprov dan klub.

Menurut dia, dengan gagalnya rencana penyerah hasil Deklarasi Jakarta maka FPP akan menyerahkan berkas yang dibawa ke Komite Penyelamat Sepakbola Indonesia (KPSI) yang dibentuk bersamaan dengan RASN di Hotel Pullman.

Ada beberapaa tokoh sepakbola nasional yang masuk dalam KPSI diantaranya adalah Dody Alex Reza, Sumaryoto, FX Hadi Rudiyatmo, Hardi dan Benny Dolo.

Sesuai hasil RASN, PSSI harus secepatnya menanggapi Deklarasi Jakarta yang berisinya beberapa poin itu. FPP memberikan batas waktu kepada federasi sepakbola Indonesia guna menanggapi Deklarasi Jakarta maksimal 23 Desember.

"Kami akan terus memantau dan mengawal Deklarasi Jakarta ini. Ini adalah keputusan dari 2/3 anggota PSSI," kata Djohar Ling Eng menegaskan.

RASN di Hotel Pullman Central Park Jakarta, Minggu (18/12) dihadiri 452 pemilik suara serta 27 pengprov PSSI. Dalam rapat ini didapatkan beberapa keputusan yang akhirnya tertuang dalam Deklarasi Jakarta.

Munculnya FPP ini didasari pada beberapa kebijakan PSSI dibawah pimpinan Djohar Arifin Husin dinilai telah menyimpang dari hasil Kongres Bali salah satunya terkait dengan kompetisi berikut dengan jumlah klub yang turun dikompetisi tertinggi di Tanah Air musim ini.

Sesuai Kongres Bali, jumlah klub yang bertanding dikompetisi tertinggi berjumlah 18 klub dan dikelola oleh PT Liga Indonesia. Namun saat ini kondisinya berbeda. Kompetisi dikelola oleh PT Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS).

(ANTARA)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011