PBB (ANTARA News) - Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon termasuk di antara para pemimpin dunia yang pada Ahad mencermati berita kematian pemimpin Korea Utara Kim Jong-Il, kata para pejabat.

"Sekjen mengetahui berita itu, tetapi kami tidak bisa memberikan tanggapan secepatnya," kata juru bicara PBB Martin Nesirky kepada AFP.

Perserikatan Bangsa Bangsa telah berusaha keras untuk mengumpulkan dana internasional untuk menyumbangkan pangan kepada Korea Utara.

Pihaknya meminta 218 juta dolar AS tahun ini, tetapi kurang dari 20 persen yang telah dihimpun.

Ban, yang berasal dari Korea Selatan, telah secara teratur menyampaikan keprihatinan mengenai kebuntuan dalam pembicaraan internasional mengenai program senjata nuklir Korea Utara.

Dia mengatakan pekan lalu bahwa suasana hati di semenanjung Korea itu hampir "beku".

Pemimpin Korea Utara Kim Jong-Il meninggal dunia pada usia 69 tahun karena serangan jantung, kata media pemerintah mengumumkan Senin, yang membawa negara bersenjata nuklir itu ke dalam ketidakpastian.

Kantor Berita resmi Korea Utara (KCNA) mengatakan, pemimpin Kim "meninggal dunia akibat ketegangan jiwa dan fisik yang besar" pada pukul 08.30 waktu setempat Sabtu.

Pengumuman itu menyerukan kepada rakyat untuk mengikuti putra bungsu Kim dan pewarisnya Kim Jong-Un, yang kini berusia akhir 20-an.

KCNA mengatakan, Kim meninggal karena infark "miokard berat bersama dengan serangan jatung". Ini kata otopsi yang dilakukan Minggu.

Pemimpin Kim menderita stroke pada Agustus 2008 yang meninggalkan akibat gangguan gerakan di lengan dan kaki kiri.

Korea Utara mengumumkan masa berkabung nasional dari 17-29 Desember.

Berita itu menyebabkan segera digelarnya satu pertemuan Dewan Keamanan Nasional di Korea Selatan.

Korea Utara dan Korea Selatan secara teknis tetap dalam perang sejak konflik tiga tahun Korea yang hanya diakhiri dengan gencatan senjata pada tahun 1953, bukan perjanjian perdamaian, demikian AFP.

(SYS/H-AK/C003)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011