Jakarta (ANTARA) - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mengenang Fahmi Idris sebagai sosok yang menginspirasi sebagai pengusaha, politisi, pejabat pemerintahan, hingga sebagai akademisi.

"Jauh sebelum terkenal sebagai politisi, Fahmi Idris terlebih dahulu terjun menjadi pengusaha sejak tahun 1967. Bersama rekan-rekannya dari aktivis Eksponen 66, beliau mendirikan PT Kwarta Daya Pratama pada tahun 1969," kata Bambang Soesatyo atau Bamsoet dalam keterangannya di Jakarta, Minggu.

Hal itu dikatakannya saat memberikan sambutan pelepasan jenazah almarhum Fahmi Idris ke pemakaman mewakili keluarga sekaligus pimpinan institusi MPR/DPR/DPD RI, di rumah duka di Kawasan Mampang Prapatan Jakarta, Minggu.

Bamsoet menjelaskan, di periode tahun 1979, Fahmi Idris turut melahirkan dan menjadi Direktur Utama Kongsi Delapan (Kodel Group), sebuah perusahaan konglomerasi yang didirikannya bersama beberapa tokoh seperti Aburizal Bakrie, Soegeng Sarjadi, Abdul Latief dan Pontjo Sutowo.

"Keberadaan Kodel Group yang mengelola usaha agrobisnis, perdagangan, perbankan, perminyakan, hingga hotel, sangat membantu membuka banyak lapangan pekerjaan bagi masyarakat, termasuk menguatkan perekonomian nasional," ujarnya.

Baca juga: MPR sebut nilai keindonesiaan harus diimplementasikan dalam keseharian

Dia menjelaskan, kepiawaian Fahmi Idris dalam berbisnis tidak lepas dari kepiawaiannya membangun jaringan sejak mahasiswa. Menurut dia, almarhum pernah aktif sebagai pimpinan Himpunan Mahasiswa Islam, Ketua Senat Fakultas Ekonomi UI (1965-1966), dan Ketua Laskar Ampera Arief Rachman Hakim (1966-1968).

"Tidak heran jika Fahmi juga pernah dipercaya menjadi Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Gotong Royong (DPR-GR) dari kalangan mahasiswa (1966-1968). Pada 3 Maret 1986, di hadapan Ketua Umum Golkar Sudharmono, Fahmi Idris bersama sejumlah eksponen 66 menyatakan dirinya secara resmi masuk Golkar," ujarnya.

Dia menilai, karena kepiawaian Fahmi Idris di dunia ketenagakerjaan, perindustrian, dan perekonomian, tidak heran pada saat reformasi 1998, dipercaya Presiden BJ Habibie sebagai Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (21 Mei 1998-20 Oktober 1999).

Selain itu menurut dia, di pemerintahan Presiden Keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Fahmi Idris juga kembali dipercaya menjadi Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (20 Oktober 2004 - 5 Desember 2005), serta Menteri Perindustrian (5 Desember 2005 - 20 Oktober 2009).

"Beliau juga dikenal sangat 'haus' ilmu pengetahuan. Pada 9 April 2022 lalu, Fahmi Idris dikukuhkan sebagai Profesor dalam rapat senat terbuka civitas akademika Universitas Negeri Padang (UNP), setelah sebelumnya menyampaikan orasi ilmiahnya berjudul 'Penguatan Humanistic Management Model Dalam Organisasi Bisnis', dengan Sub Tema 'Meraih Kesuksesan Dengan Memanusiakan Manusia'," katanya.

Bamsoet mengatakan, meskipun sosok Fahmi Idris sudah tidak ada, namun jejak pengabdian, pengetahuan, kerja keras dan semangatnya tetap akan hidup menemani kita semua.

Menurut dia, sosok Fahmi Idris telah menjadi kebanggaan, bukan hanya bagi keluarganya pribadi maupun keluarga besar Partai Golkar, melainkan juga menjadi kebanggaan bagi bangsa Indonesia.

"Almarhum telah mengajarkan dan menunjukkan kepada kita, bahwa kesuksesan tidak bisa diraih secara instan. Butuh konsistensi dan kerja keras. Lebih penting lagi, dalam meraih kesuksesannya tidak bisa dilakukan seorang diri melainkan butuh kerjasama dengan berbagai pihak," ujarnya.

Sebelumnya, mantan Menteri Perindustrian dan politisi senior Partai Golkar Fahmi Idris meninggal dunia pada Minggu (21/5) pukul 10.00 WIB.

“Innalillahi wa inna ilaihi rajiun, telah berpulang ke rahmatullah ayah saya Prof. Dr. H. Fahmi Idris bin Idris Marah Bagindo. Wafat pukul 10.00 WIB di ICU RS Medistra, Jakarta,” kata Fahira Idris dalam akun Twitter resmi miliknya, Minggu.

Jenazah akan disemayamkan di rumah duka Jalan Mampang Prapatan IV Nomor 20, Jakarta Selatan.

Baca juga: Wakil Ketua MPR: Perlu narasi baru bagi generasi muda soal reformasi
Baca juga: Sekjen MPR: Konferensi APHTN-HAN forum kuatkan demokrasi dan nomokrasi
Baca juga: Wakil Ketua MPR: jangan terjebak euforia pelonggaran penggunaan masker

Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2022