Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Indonesia terus memantau kondisi dan informasi mengenai warga negara Indonesia di Filipina terkait musibah badai Washi yang melanda kawasan Selatan negara itu.

Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa kepada wartawan sebelum sidang kabinet di Kantor Presiden Jakarta, Selasa siang, mengatakan bahwa hingga saat ini tidak warga negara RI yang menjadi korban.

"Perwakilan kita di Davao, telah membuka posko untuk mengetahui secara langsung (kondisi yang terjadi-red)," kata Menlu.

Marty menambahkan pemerintah Indonesia juga sudah menyampaikan komitmennya untuk menambah jumlah bantuan bagi Filipina terkait bencana alam yang terjadi di negara tersebut.

"Pemerintah RI sudah menyatakan kesiapannya untuk memberikan bantuan, menambahkan bantuan yang sudah diberikan. Beberapa minggu lalu kita sudah memberikan bantuan 400.000 dolar AS, ketika Filipina dilanda banjir. Kali ini kita juga siap membantu kembali, sedang dikelola oleh Menko Kesra," kata Marty.

Meski terjadi badai di Filipina, Indonesia, kata Marty, tidak memberikan travel warning bagi WNI yang akan bepergian ke sana.

Sebelumnya, dikutip dari AFP, jumlah korban jiwa dan hilang akibat badai yang menerjang Filipina selatan telah melebihi 1.000 jiwa, kata satu badan pemerintah Selasa, saat berbagai kota besar mempersiapkan pemakaman massal buat korban.

Dewan pemantauan bencana pemerintah menyatakan di dalam perubahan terbaru datanya bahwa badai tropis Washi telah menewaskan 957 orang dan membuat 49 orang lagi hilang setelah badai itu menerjang Pulau Mindanao di Filipina selatan dan daerah sekitarnya pada akhir pekan lalu.

Sehari sebelumnya, Dewan Penanganan dan Pengurangan Risiko Bencana Nasional telah mendaftar 662 orang tewas dan 82 orang hilang, sementara Palang Merah Filipina menyebutkan jumlah korban jiwa 713 dan hilang 563.

Kota besar pelabuhan di Filipina selatan, Cagayan de Oro dan Iligan adalah yang paling parah diterjang badai Washi, 579 dan 279 orang tewas di masing-masing kota tersebut, kata dewan penanganan bencana di dalam satu pernyataan.

Kepala dewan penanganan bencana Benito Ramos telah mengatakan kepada AFP --yang dipantau ANTARA di Jakarta, Selasa pagi-- jumlah korban jiwa bertambah saat beberapa mayat yang dihanyutkan air ke laut ditemukan mengambang.

"Semua mayat itu berada di bawah air selama tiga hari pertama tapi sekarang, dalam kondisi membusuk, semuanya naik dan mengambang ke permukaan," kata Ramos kepada AFP.

Badai Washi membawa hujan lebat yang membuat air sungai meluap, banjir bandang dan tanah longsor yang melanda daerah kumuh di pantai pada malam hari, sehingga membuat warga terkejut.

Sangat banyaknya korban jiwa membuat kewalahan tempat pemakaman di wilayah itu. Akibatnya ialah banyak mayat tergeletak di mana-mana.

Pemerintah Cagayan de Oro dan Iligan sedang mempersiapkan pemakaman massal bagi mayat tak dikenal guna menghindari masalah kesehatan dan bau yang menyengat.

Presiden Filipina Benigno Aguino dijadwalkan mengunjungi kedua kota besar tersebut pada Selasa guna menilai kerusakan dan memerksa upaya pertolongan.

(P008/E001)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011