Jakarta (ANTARA) - Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden Ali Mochtar Ngabalin menilai arahan Presiden kepada organisasi relawan Projo agar tidak terburu-buru memutuskan dukungan politik kepada tokoh tertentu sebagai hal biasa dalam dunia politik yang dinamis.

"Namanya juga politik ya dinamika itu selalu berubah dinamis. Jadi tidak bisa teman-teman kemudian membicarakan sesuatu lebih awal, istilahnya Belanda masih jauh ojo kesusu, jangan terburu-buru, situasi politik itu kan hitungan detik bisa cepat berubah," ujar Ngabalin di Jakarta, Senin.

Dia mengatakan Presiden harus memberikan pengarahan seperti itu. Menurut Ngabalin, setiap pemimpin yang sukses dan berhasil mengerti siapa orang yang mampu menggantikannya.

Baca juga: Ali Mochtar Ngabalin sebut tema Kebinekaan harus sering digaungkan

"Pemimpin yang sukses mengerti siapa orang yang pas, memiliki kapasitas, kapabilitas, kemampuan leadership mengerti tentang pemerintahan, dan mengerti tentang heterogennya bangsa ini," jelasnya.

Dia menekankan Presiden memiliki wacana besar tentang bagaimana menyatukan suku bangsa dan agama yang berbeda-beda di Indonesia.

"Negeri ini harus damai, negeri ini moderasi beragama harus ada, pokoknya kriteria-kriteria itu tidak lepas dari pikiran dan gagasan besar Presiden Joko Widodo," jelasnya.

Baca juga: KSP usung Kabupaten Fakfak jadi percontohan moderasi beragama
Baca juga: KSP kritik tuduhan pelemahan KPK melalui TWK


Sebelumnya Presiden RI Joko Widodo berpesan kepada para organisasi relawan Projo agar tidak tergesa-gesa berbicara politik tentang calon presiden pada Pemilu 2024.

"Fokus untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang ada dahulu, ojo kesusu sik, jangan tergesa-gesa, meskipun mungkin yang di dukung ada di sini," katanya pada Pembukaan Rakernas V Projo di Magelang, Sabtu (21/5).

Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2022