Surabaya (ANTARA News) - Salah satu koleksi satwa di Kebun Binatang Surabaya, yakni Rusa Bawean (axis kuhlii) jantan berumur sekitar lima tahun ditemukan mati di kandangnya pada Selasa.

Juru Bicara Kebun Binatang Surabaya (KBS) Agus Supangkat mengatakan, kematian rusa asal Pulau Bawean ini diduga karena terlibat perkelahian dengan sesama rusa di kandangnya.

Indikasi itu terlihat dari banyak luka memar yang terdapat di tubuh rusa, termasuk tanduk sebelah kanannya patah.

"Tadi pagi, penjaga menemukan rusa bawean itu sudah mati di kandangnya," ujarnya.

Menurut dia, perkelahian yang biasanya terjadi dalam satu kelompok rusa itu, penyebabnya adalah rebutan rusa betina atau makanan. Sedangkan rusa yang mati itu berada pada kelompok rusa yang ada di kandang berbentuk pulau bersama bekantan.

Disinggung soal adanya dugaan penyakit pada rusa yang mati tersebut, Agus Supangkat mengatakan bahwa pihaknya belum bisa memastikan karena harus menunggu hasil visum tim dokter hewan.

"Soal apakah ada penyakit yang menyertai sehingga mati, masih menunggu hasil visum," tegasnya.

Kematian Rusa Bawean ini semakin menambah panjang jumlah satwa koleksi KBS yang mati, karena sebelumnya sejumlah satwa seperti babi rusa, buaya, ular, bekantan, dan kambing gunung juga ditemukan mati.

Rusa Bawean merupakan jenis rusa yang terkecil dengan tinggi badanberkisar 60-70 cm, panjang badan 105-115 cm, berat badan 50 kg, dan panjang ekor 20 cm. Selain itu, satwa itu memiliki bulu pendek berwarna cokelat dan ada warna putih dilipatan bagian dalamnya.

Ciri istimewa lainnya pada rusa ini, yaitu memiliki gigi taring pada rahang bawah dan jalur terang yang melingkar di sekitar mata.

Habitat satwa ini berada di Pulau Bawean yang terletak sekitar 120 km arah utara kabupaten Gresik.

Di pulau ini terdapat dua kawasan konservasi, yaitu cagar alam Pulau Bawean yang mempunyai luas 725 hektare dan suaka margasatwa Pulau Bawean dengan luas 3.831,60 hektare yang merupakan wilayah kerja Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jatim 1.

(T.A052/D010)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011