Jakarta (ANTARA) - Indikasi mulai melandainya pandemi COVID-19 di Tanah Air, seiring dengan narasi penurunan kasus positif dan juga jumlah kematian penderita yang berkurang, menjadi alasan pemerintah untuk melonggarkan kebijakan.

Salah satunya adalah belum atau tidak terjadinya kenaikan kasus positif COVID-19 usai Idul Fitri (Lebaran) 1443 Hijriah/2020 Masehi

Karena itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam kanal YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (17/5), menyatakan pemerintah sepakat untuk melonggarkan kebijakan pemakaian masker di area terbuka.

Kebijakan tersebut dilakukan melalui pertimbangan situasi pandemi di Tanah Air yang dinilai sudah aman terkendali.

"Dengan memperhatikan kondisi saat ini, penanganan pandemi COVDID-19 di Indonesia makin terkendali, pemerintah memutuskan untuk melonggarkan kebijakan pemakaian masker," kata Kepala Negara.

Lalu, Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito dalam konferensi pers daring pada Rabu (18/5) mengonfirmasi usai libur Lebaran 2022 tidak menimbulkan lonjakan kasus positif.

Baca juga: Yogyakarta optimalkan shelter di Balai RK/RW tangani pasien COVID-19

Padahal, mobilitas masyarakat tercatat mengalami peningkatan tertinggi selama pandemi.

Ia menjelaskan kondisi tersebut menunjukkan kasus COVID-19 dapat terkendali di tengah masyarakat serta kasus positif harian terus menunjukkan penurunan.

Hanya saja, Satgas akan terus memantau perkembangan COVID-19 dan pemerintah masih terus memperhatikan dinamika kasus sebagai wujud kehati-hatian.

Di sisi lain, Wiku tetap meminta masyarakat memerhatikan kebijakan yang berlaku.
Suasana peresmian Gedung Balekini di RW 01, Kelurahan Pegangsaan, Kecamatan Cikini, Kota Jakarta Pusat, DKI Jakarta pada Sabtu (21/5/2022) yang merupakan kolaborasi Lembaga Amil Zakat Nasional (Laznas) Baitulmaal Muamalat (BMM), Teknik Universitas Indonesia (FTUI) dan Bank Muamalat Indonesia (BMI). ANTARA/HO-Laznas BMM)


Kolaborasi

Kini, setelah terjadi pelandaian dalam kasus COVID-19 di Indonesia, upaya dan kerja sama untuk pulih menjadi ikhtiar bersama untuk dilakukan.

Dalam upaya bangkit dari pandemi dan meningkatkan kualitas hidup bermasyarakat serta menumbuhkan kemandirian warga, sebuah kerja kolaboratif dilakukan oleh Lembaga Amil Zakat Nasional (Laznas) Baitulmaal Muamalat (BMM), Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) dan Bank Muamalat Indonesia (BMI).

Para pihak tersebut melakukan kerja bersama merenovasi Gedung Balekini --yang sebenarnya adalah balai rukun warga (RW)-- berlokasi di RW01, Kelurahan Pegangsaan, Kecamatan Cikini, Kota Jakarta Pusat, DKI Jakarta.

Menurut penggagas renovasi, Evawani Ellisa, selama pandemi, balai RW tersebut terbukti memiliki peran penting dalam menjaga resiliensi kampung.

Namun, sama halnya dengan rumah-rumah di kampung padat ini, balai RW yang lama terlalu sempit dan kondisi strukturnya sudah terlalu mengkhawatirkan.

"Kami menawarkan ide untuk memberdayakan balai RW sebagai salah satu komponen 'sistem mitigasi' di hunian padat penduduk," katanya.

Renovasi Gedung Balekini yang terdiri atas tiga lantai tersebut bertujuan untuk mendampingi warga setempat agar bangkit dari pandemi dan meningkatkan kualitas hidup bermasyarakat serta menumbuhkan kemandirian warga

Pembangunan Gedung Balekini berangkat dari problematika bahwa gedung yang telah berdiri sejak 1980 tersebut mengalami kerusakan dan hampir roboh sehingga tidak dapat lagi digunakan untuk berbagai kegiatan. Padahal, gedung tersebut merupakan fasilitas utama penunjang aktivitas bermasyarakat para warga setempat.

Baca juga: Pemkot Tangerang jadikan GOR hingga balai RW jadi lokasi vaksinasi

Kondisi ekonomi masyarakat sekitar yang terdiri atas kalangan menengah ke bawah ditambah dengan dampak pandemi COVID-19, menyebabkan masyarakat sekitar gedung semakin kesulitan untuk melakukan renovasi.

Caranya, balai RW dirancang tidak sekadar memenuhi perannya sebagai pusat kegiatan sosial politik komunitas, namun juga selaras dengan ketetapan organisasi dunia International Council on Monuments and Sites (ICOMOS), yaitu dimungkinkan bisa diubah menjadi "kabin darurat" pada saat terjadi bencana. ICOMOS adalah asosiasi internasional yang bekerja untuk konservasi dan perlindungan tempat-tempat warisan budaya di seluruh dunia.

Rancangan Gedung Balekini yang mengintegrasikan balai RW dengan bilik-bilik isolasi mandiri di lantai tiga, yang menjadi tempat untuk para warga agar dapat menjalani isolasi mandiri karena kondisi rumah mereka yang tidak sesuai dengan protokol kesehatan.

Selain itu, adaptasi kebiasaan baru menjadi momentum transformasi balai RW agar dapat lekat dengan kehidupan masyarakat dan "kekinian", sehingga tercetuslah penamaan "Balekini" dari para warga.

Pembangunan Gedung Balekini, menurut Direktur Eksekutif BMM Novi Wardi, juga sejalan dengan Sustainable Development Goals (SDGs) poin ke-11 yaitu kota dan komunitas berkelanjutan. 

"Alhamdulillah, Gedung Balekini akhirnya selesai direnovasi. Besar harapan dengan berdirinya gedung ini maka keguyuban dan kerukunan antarwarga semakin terjalin," katanya.

Selain digunakan untuk berbagai kegiatan masyarakat, gedung ini juga menjadi tempat untuk pemberdayaan pemuda, pembinaan UMKM para warga dan pengelolaan bank sampah sehingga besar peluang kemandirian ekonomi serta pengendalian sampah akan terbangun dari adanya Gedung Balekini itu.

"Serta dapat mendukung tercapainya tujuan pembangunan berkelanjutan kota dan komunitas berkelanjutan," katanya.

Digunakan masyarakat

Dekan FTUI Prof Dr Heri Hermansyah, ST, M.Eng, IPU menyampaikan bahwa penggagas renovasi itu, Evawani Ellisa, merupakan salah satu peneliti yang luar biasa dari FTUI.

"Beliau telah lebih dari 10 tahun secara rutin melaksanakan kegiatan penelitian dan pengabdian masyarakat di Kampung Cikini," katanya.

Berbagai karya dan sumbangsihnya, kata dia, dapat ditemukan di Kampung Cikini.

"Semoga Gedung Balekini dapat dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat Kampung Cikini," kata Heri Hermansyah.

Gedung Balekini itu, setelah direnovasi akhirnya diresmikan pada Sabtu (21/5), yang dihadiri oleh Wali Kota Jakarta Pusat Dhany Sukma.

Dari jajaran pimpinan FTUI hadir Wakil Dekan Bidang Pendidikan, Penelitian, dan Kemahasiswaan, Prof Dr Ir Yanuar, M.Eng., M.Sc dan Wakil Dekan Bidang Sumber Daya, Ventura, dan Administrasi Umum, Prof Ir Mahmud Sudibandriyo, M.Sc., Ph.D, Direktur Eksekutif BMM Novi Wardi, Camat Menteng, Lurah Pegangsaan dan para pengurus kelurahan setempat serta masyarakat sekitar sebagai penerima manfaat.

Wali Kota Jakarta Pusat Dhany Sukma mengatakan banyak hal urgen yang terjadi di masyarakat, namun pemerintah kesulitan untuk masuk karena kendala administrasi.

Karena itu, pihaknya menggandeng para kolaborator, seperti BMM, Bank Muamalat, dan Fakultas Teknik UI.

Kini warga dapat tersenyum menyaksikan Balekini yang begitu indah ini.

Harapannya dengan adanya Balekini ini aktivitas sosial lebih terbangun di masyarakat serta lebih banyak interaksi sosial dan mengedepankan musyawarah ketika ada masalah karena kini sudah ada wadahnya.

Mulai melandainya pandemi COVID-19 meniscayakan ikhtiar bersama untuk bisa bangkit dan pulih kembali, dan Balekini menjadi bukti upaya merenovasi balai RW, bahwa kerja kolektif mampu memberikan sumbangsih dan solusi.

Baca juga: Menko PMK: Jika jadi endemi penanganan COVID-19 seperti penyakit biasa
Baca juga: Luhut sebut penanganan pandemi COVID-19 saat ini terkendali
Baca juga: Airlangga : Respons cepat dan digitalisasi kunci tangani pandemi

Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2022