Jakarta (ANTARA) - PT HM Sampoerna Tbk. (Sampoerna), melalui komunitas toko kelontong tradisional Sampoerna Retail Community (SRC), merilis aplikasi AYO SRC di Pulau Papua sebagai bagian dari komitmen Sampoerna dalam mendorong pertumbuhan ekonomi melalui digitalisasi bagi UMKM.

Bekerja sama dengan Kementerian Perdagangan, Tim Staf Khusus Presiden RI serta Yayasan Kitong Bisa, Sampoerna menyelenggarakan kegiatan Pelatihan UMKM Bagi Entrepreneur Muda Lokal di Jayapura.

Melalui pelatihan dan dukungan digitalisasi dari Sampoerna, pemilik toko kelontong di Papua diharapkan dapat mengembangkan usaha, baik dari sisi produk maupun akses pasar dengan memanfaatkan inovasi dan teknologi dalam pelayanan, stok barang, dan lainnya.

“Melalui kolaborasi Sampoerna dengan Kementerian Perdagangan dan Yayasan Kitong Bisa, hari ini kami secara resmi memperkenalkan aplikasi AYO SRC di Tanah Papua. Kami percaya bahwa ekosistem AYO SRC sebagai pengembangan ekonomi digital ialah salah satu upaya mendorong pertumbuhan UMKM di Papua,” kata Head of Zone East Indonesia Sampoerna, Subur dalam keterangan resmi pada Selasa.

Baca juga: Transaksi nirsentuh di tol dinilai penerapan transformasi digital G20

Baca juga: Kebutuhan talenta meningkat seiring transformasi digital nasional


Saat ini, terdapat 400 toko kelontong di Papua yang tergabung dalam jaringan SRC, sebagian besar berlokasi di Jayapura dan Sorong. Subur berharap, bersama SRC, toko kelontong tradisional mampu beradaptasi dengan perubahan zaman, khususnya di era transformasi digital.

“Setiap daerah memiliki ciri khas produk UMKM yang berbeda dengan daerah lainnya, begitu juga dengan produk asal Papua. Papua memiliki potensi besar untuk berperan strategis dalam perekonomian nasional. Dalam rangka mendukung pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di Papua, dibutuhkan kolaborasi antar pihak. Oleh karena itu, kami ingin turut ambil peranan dalam pengembangan pelaku UMKM di sini, khususnya toko kelontong,” ujar Subur.

Dalam beberapa terakhir, SRC telah aktif mendorong digitalisasi kepada lebih dari 160.000 toko kelontong binaan di seluruh Indonesia melalui aplikasi AYO SRC. Aplikasi ini merupakan ekosistem digital yang menghubungkan produsen, toko grosir, peritel, serta konsumen. Selain itu AYO SRC juga menyediakan beragam layanan lainnya untuk mendukung kegiatan usaha di sektor ritel.

Sejak terbentuk pada tahun 2008, kini SRC telah berkembang sangat pesat di 34 provinsi seluruh Indonesia. Toko kelontong anggota SRC tersebar dari Sabang hingga Merauke, dan dari barat hingga ke ujung timur.

Setelah bergabung dalam jaringan SRC, toko kelontong disebut mencatat kenaikan transaksi penjualan hingga 58 persen dan omzet yang meningkat hingga 54 persen. Bahkan, tercatat sebanyak 84 persen pemilik toko SRC mendapatkan sumber penghasilan utamanya dari SRC. Hal ini berdasarkan riset Kompas.com menggunakan angka atas dasar harga berlaku pada tahun 2019.

UMKM merupakan penopang pertumbuhan ekonomi Indonesia. Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UKM, sektor UMKM berkontribusi lebih dari 61 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Digitalisasi ialah salah satu kunci utama untuk mendorong pertumbuhan sektor yang memiliki kemampuan untuk menyerap lebih dari 97 persen tenaga kerja atau sekitar 119,6 juta orang ini.

Keberhasilan transformasi digital UMKM di Indonesia merupakan tanggung jawab bersama. Tidak hanya pemerintah, melainkan seluruh pemangku kepentingan terkait. Sinergi antara pemerintah, pihak swasta, asosiasi, perbankan, hingga masyarakat diharapkan dapat mengakselerasi transformasi digital UMKM.

Digitalisasi UMKM tidak hanya bermanfaat untuk penjualan produk, tetapi juga memungkinkan UMKM untuk mengatur keuangan, memantau alur keuangan bisnis, hingga memperoleh bahan baku secara daring. Dengan begitu, digitalisasi berperan penting bagi berjalannya proses bisnis UMKM secara keseluruhan.

Baca juga: Menkominfo sampaikan transformasi digital Indonesia di WEF 2022

Baca juga: BI dukung terciptanya ekosistem digital yang menyeluruh bagi UMKM

Baca juga: Menko Airlangga temui CEO Qualcomm bahas potensi digitalisasi RI

Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2022