Banda Aceh (ANTARA News) - Enampuluh lima anak punk yang terjaring razia penertiban pada 10 Desember 2011 akhirnya dibebaskan setelah mendapat pembinaan mental dan rohani di Sekolah Polisi Negara (SPN) Seulawah, Kabupaten Aceh Besar, sejak Selasa (13/12).

Wartawan ANTARA di Banda Aceh Jumat melaporkan, puluhan anak punk dari berbagai kabupaten/kota di Aceh dan provinsi di pulau Sumatera serta Jawa terlihat haru dan menangis saat berpisah dengan para pembina dari SPN Seulawah yang selama 10 hari menjadi pembimbing mereka.

Selain mendapat sertifikat sebagai bukti telah mengikuti latihan remaja binaan dari SPN Seulawah, puluhan anak punk itu juga dipulangkan ke daerah.

Wali Kota Banda Aceh Mawardy Nurdin mengatakan, semua biaya pembinaan, transpoortasi dan akomodasi untuk mengembalikan anak punk ke daerah asal menjadi tangungjawab Pemerintah Kota Banda Aceh.

"Kami berharap setelah mendapatkan pembinaan dari SPN Seulawah mereka dapat berguna bagi orang tua, bangsa dan negara," katanya.

Ia juga membantah tudingan jika pembinaan yang dilakukan aparat kepolisian Aceh dan Pemerintah Kota Banda Aceh telah melanggar HAM.

"Mereka juga anak-anak kami, tentunya kami ingin mereka menjadi lebih baik, selama mengikuti pembinaan di SPN Seulawah mereka mendapatkan berbagai ilmu pengetahuan baik agama maupun kedisiplinan," katanya.

Sementara itu, Soraya, ibu dari salah seorang punk, Rian Riski Ramadhan, menyampaikan terima kasih atas pembinaan yang dilakukan Polda Aceh dan Pemerintah Kota Banda Aceh terhadap anaknya dan berharap dimasa yang akan datang tidak membiarkan anak punk berkeliaran di ibu kota Provinsi Aceh itu.

"Kami tidak keberatan dan berterima kasih atas upaya dan niat baik dari pemerintah kota yang telah memberikan pembinaan, kami juga berharap ada pembinaan lanjutan sehingga anak-anak kami dapat kembali hidup seperti masyarakat pada umumnya," kata warga Merduati Kecamatan Meuraxa Kota Banda Aceh itu.

Menanggapi permintaan orang tua dari anak punk itu, Wakil Wali kota Banda Aceh, Iliza Saaduddin Djamal mengatakan akan melakukan pembinaan lanjutan terutama bagi mereka yang berdomisili di kota Banda Aceh.

"Dimasa yang akan datang kita berharap akan lahir komunitas punk yang bersyariat Islam di daerah ini, tidak ada lagi kesan jorok, brutal dan menakutkan. Anak punk Aceh tentu yang memahami agama dan berguna bagi orang tua dan daerah," kata Illiza.

Ia juga berharap peran orang tua untuk menjaga dan membina putra-putrinya agar tidak terpengaruh dengan prilaku-prilaku yang menyimpang.

(KR-IRW)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011