Palu (ANTARA News) - Ketua Umum Palang Merah Indonesia H.M. Jusuf Kalla mengingatkan jajarannya supaya bergerak lebih cepat sehingga setiap bencana yang terjadi, petugas dari PMI terdekat, sudah tiba di lokasi kurang dari enam jam setelah kejadian.

"Kalau dekat boleh setengah jam atau 15 menit sudah harus sampai ke lokasi," kata Jusuf Kalla setelah melantik pengurus Palang Merah Indonesia (PMI) Sulawesi Tengah periode 2011-2016 di Palu, Sabtu.

Mantan Wakil Presiden RI itu mengatakan bahwa orang-orang yang bekerja di PMI harus dilatih sedemikian rupa sehingga siap menggerakkan seluruh yang dibutuhkan dalam bencana. "Kita harus siap menggerakkan orang-orang dan peralatan serta logistik yang ada," kata Jusuf Kalla.

Agar PMI bisa bergerak cepat, menurut Jusuf Kalla, dibutuhkan pengurus yang solid dan markas sebagai tempat pelayanan dan penyimpanan logistik serta peralatan.

Di Indonesia, kata dia,  hanya ada tiga markas, yakni markas polisi, tentara, dan PMI.  Oleh sebab itu, PMI tidak punya kantor.

"Kantor itu ada jam kerjanya, jam tujuh pagi sampai jam empat sore. Setelah itu boleh pulang dan kunci kantor. Kalau markas tidak boleh tutup selama 24 jam. Untuk polisi, misalnya, orang bisa saja mencuri bisa jam satu pagi, begitu juga tentara, perang tidak memberikan pengumuman," kata Jusuf Kalla.

Demikian halnya dengan bencana alam tidak ada pemberitahuan sebelumnya bahwa besok pagi, misalnya, ada bencana. Oleh krena itu, kata Jusuf Kalla, PMI harus siap 1x24 jam.

"Yang bekerja di lapangan sebagai relawan ada sejuta orang yang bekerja. Relawan yang terlatih dan berjiwa ikhlas. Ini bagian dari sistem yang harus dikembangkan," kata Jusuf Kalla berpesan.

Dia mengatakan bahwa PMI tidak mengharapkan bencana terjadi. Akan tetapi,  kalau ada bencana, PMI harus siap mengerjakan itu. "Oleh sebab itu, doa PMI itu, ya Allah hindarkanlah kami dari bencana malapetaka, tetapi apabila bencana Engkau berikan sebagai cobaan, palang merah siap mengatasinya," kata Jusuf Kalla disambut tepuk tangan undangan.

Dia mengatakan bahwa PMI juga sedang mengembangkan enam wilayah di Indonesia untuk mengatasi bencana yang kemungkinan bisa terjadi kapan saja. Dalam mengembangkan tugas sosial, kata Jusuf Kalla, PMI sudah memiliki empat rumah sakit di Indonesia, di antaranya di Bogor, Aceh, dan Kendari.

PMI, kata Jusuf Kalla, ingin mengembangkan rumah sakit tersebut agar lebih baik, termasuk fasilitas sosial lainnya seperti pendidikan dan panti asuhan.

"Tetapi itu tergantung dari kebijakan daerah masing-masing,  sesuai kemampuannya, dan sesuai dengan kondisi wilayah itu," katanya. (A055/R007)

Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2011